News

Kemenkes Klaim Pasien Gagal Akut Menurun Imbas Larangan Obat Sirop

Kevi Laras 05/11/2022 09:34 WIB

Kemenkes menyebut pelarangan obat sirop berhasil menekan kasus gagal ginjal akut pada anak hingga jumlah pasien dirawat dan kematian menurun.

Kemenkes Klaim Pasien Gagal Akut Menurun Imbas Larangan Obat Sirop. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Larangan penggunaan obat sirop di Indonesia, berimbas pada jumlah pasien gagal ginjal akut (GGA) misterius. Penurunan kasus tidak hanya berdampak pada kasus harian, tapi juga terjadi pada kasus dirawat dan kematian. 

Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril bahkan mengatakan ada daerah seluruh kasusnya telah sembuh. Pada akhirnya angka terus menurun sampai di bawah 5 kasus. 

"Pada akhir Agustus kan naik, setelah kita lakukan pengumuman dengan melarang penggunaan obat sirop atau cair, maka penambahan kasus baru maupun angka kematian menurun dengan drastis.”

“ Kalau kemarin kenaikan kasus bisa mencapai 75 sampai 100 pasien, tapi setelah tanggal 18 (Oktober) hanya 4-5 kasus, dan akhirnya sampai saat ini di bawah 5 kasus,” kata dr.Syahril dalam Sehat Negeriku Kemenkes, dikutip Sabtu (5/11/2022)

Bukan hanya itu, tren kasus dan kematian ternyata dipengaruhi oleh antidote Fomepizole. Penawar yang diberikan kepada para pasien GGA, sebagian besar pasien mengalami perbaikan secara signifikan.

Antidote Fomepizole yang datang ke Indonesia merupakan 87% hasil donasi dari berbagai negara. Hingga saat ini, ada sekitar 246 vial Fomepizole dari Jepang, Singapura dan Australia.

"Kami sampaikan bahwa sekitar 87% Fomepizole injeksi adalah hibah gratis dan tidak ada komersialiasi, ini semata-mata untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia dari GGA,” jelas dr Syahril

Sementara untuk penyebab dari gagal ginjal akut pada anak di Indonesia, kemungkinan besar akibat obat sirop. Alasannya juga terbukti dari hasil penelusuran dilakukan Kementerian Kesehatan, ditemukan obat, setelah pemeriksaan mengandung bahan berbahaya (cemaran etilen glikol).

"Kenapa kita lihat demikian? Karena begitu obat itu diberhentikan itu turunnya lebih dari 95 persen yang masuk ke rumah sakit. Dan obat-obat kita cari di rumah- rumah yang sakit memang, setelah kita periksa memang ada unsur kimia yang berbahaya," ungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Gelora Bung Karno, Minggu (30/10/2022)

(FRI)

SHARE