News

Korea Selatan Investigasi Tragedi Jeju Air, Diduga karena Tabrak Burung

Wahyu Dwi Anggoro 30/12/2024 16:39 WIB

Otoritas Korea Selatan (Korsel) yang menyelidiki penyebab kecelakaan penerbangan Jeju Air akan fokus pada kemungkinan tabrakan antara pesawat itu dengan burung.

Korea Selatan Investigasi Tragedi Jeju Air, Diduga karena Tabrak Burung. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Otoritas Korea Selatan (Korsel) yang menyelidiki penyebab kecelakaan penerbangan Jeju Air akan fokus pada kemungkinan tabrakan antara pesawat itu dengan burung sebelum insiden.

"Tidak ada tanda-tanda kerusakaan pada saat pemeriksaan rutin," kata Kepala Eksekutif Jeju Air Kim E Bae dalam konferensi pers, dilansir dari Bloomberg pada Senin (30/12/2024), 

Penerbangan Jeju Air dari Thailand ke Korsel mengalami kecelakaan saat mencoba mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu pagi. Pesawat itu meluncur di sepanjang landasan dengan perutnya karena roda pendaratan rusak.

Pesawat itu kemudian menabrak tanggul yang menyebabkan ledakan hebat. Kecelakaan ini menewaskan 179 dari total 181 penumpang dan awak.

Kotak hitam berhasil diambil dari reruntuhan, meskipun satu perangkat rusak sehingga mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dianalisis.

Burung merupakan bahaya bagi penerbangan karena dapat tertelan ke dalam turbin atau merusak bagian lain pesawat sehingga menyebabkan kegagalan mesin. 

Pada 2009, sebuah pesawat Airbus A320 mendarat di Sungai Hudson di New York setelah kedua mesinnya rusak akibat tabrakan dengan burung.

Para penyelidik mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi apa penyebab utama kecelakaan. Tabrakan burung di udara jarang terjadi tetapi tidak mustahil. Mengapa roda pendaratan tidak keluar juga masih belum jelas.

Pilot pesawat nahas itu merupakan kapten berpengalaman dengan hampir 7.000 jam tugas aktif. Dia menyerukan panggilan darurat mayday beberapa menit setelah menara kontrol memperingatkan adanya risiko tabrakan dengan burung. 

Ia membatalkan upaya pendaratan pertamanya. Kecelakaan terjadi saat dia mencoba mendarat untuk kedua kalinya. 

Pesawat buatan Boeing itu berusia 15 tahun dan mulai dioperasikan Jeju Airpada tahun 2017. Didirikan pada 2005, Jeju Air mengoperasikan 42 pesawat dan selama ini memiliki rekam jejak yang bagus. (Wahyu Dwi Anggoro)

SHARE