Lemhannas Sebut Masyarakat Kurang Punya Sense of Security Keamanan Data
Plt. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Eko Margiyono mengaku telah mengingatkan tentang potensi serangan siber jauh-jauh hari.
IDXChannel - Plt. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Eko Margiyono mengaku telah mengingatkan tentang potensi serangan siber jauh-jauh hari. Artinya, bukan hanya saat Pusat Data Nasional (PDN) diserang pada beberapa waktu lalu.
“Sebetulnya Lemhannas sudah mengingatkan jauh-jauh hari berkaitan dengan sebetulnya bukan bukan hanya pada saat serangan,” katanya usai menghadiri acara di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Eko pun menyayangkan bahwa saat ini kultur masyarakat Indonesia masih kurang memiliki sense of security khususnya berkaitan dengan keamanan data.
"Kita ada suatu kultur di masyarakat kita itu yang tidak terlalu peduli berkaitan dengan sense atau kurang memiliki sense of security berkaitan dengan keamanan data," ujarnya.
Eko memberikan contoh seperti ketika terjadi serangan siber kepada individu masyarakat. Misalnya seperti pengkloningan data di handphone di mana fisiknya ada, namun datanya hilang.
Menurutnya, contoh-contoh seperti inilah yang harusnya membuat masyarakat sadar terkait keamanan data pribadi.
Apalagi, kata Eko, contoh nyata yang terjadi yakni ketika handphone Ibu Negara almarhumah Ani Yudhoyono diserang oleh hacker pada 2012 lalu.
“Kita masih ingat beberapa tahun yang lalu di tahun 2012 karena ada insiden, punya handphone itu negara disadap. Nah ini kan juga kita sudah banyak hal-hal yang termasuk serangan-serangan di websitenya pemerintah sudah diserang oleh para hacker,” kata dia.
“Kembali kepada kita kita juga harus meningkatkan sumber daya manusia kita meningkatkan ya semuanya berkaitan dengan pengamanan kembali sense of security kita berkaitan dengan data ini harus kita tingkatkan,” katanya.
Selain itu, Eko juga menyinggung layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk yang telah resmi masuk Indonesia. Diketahui, Starlink resmi diluncurkan di Bali pada Minggu, 19 Mei 2024 lalu.
“Termasuk mohon maaf, nanti kita kalaupun Starlink sudah operasional penuh katakan di negara kita, ya kita suatu keniscayaan dunia akan berubah cepat, teknologi akan berubah cepat kita tidak bisa menyetop. Tapi kita harus bisa memitigasi,” ujar Eko.
Eko mengatakan, dengan masuknya Starlink harus dilakukan mitigasi mencegah terjadinya serangan siber, mengingat database-nya berada di Amerika Serikat (AS).
“Starlink sekali lagi kalau itu sudah nanti operasional penuh di Indonesia, tidak hanya di daerah terpencil, terluar ya, kita tidak bisa lagi mengontrol karena itu sudah mereka databasenya semua ada di Amerika sana. Itu tantangan buat kita ke depan,” kata Eko.
(YNA)