Marak Kasus Anak Gagal Ginjal, Pj Gubernur: Orangtua Harap Tenang
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta para orang tua bisa lebih tenang di tengah maraknya kasus gagal ginjal pada anak-anak.
IDXChannel - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta para orang tua bisa lebih tenang di tengah maraknya kasus gagal ginjal pada anak-anak.
"Saya mengimbau para orangtua untuk tetap tenang, namun tingkatkan kewaspadaan. Segera periksakan anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala gangguan ginjal akut," tulis Heru dalam laman Instagram @herubudihartono dikutip, Jumat (21/10/2022).
Heru memastikan kesiapan Pemprov DKI dalam mewaspadai kasus tersebut sesuai surat edaran (SE) Kementerian Kesehatan.
"Saya akan memastikan kesiapan Pemprov DKI Jakarta dalam mewaspadai kasus ini sesuai panduan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan," ucap Heru.
Untuk memastikanhal tersebut, Heru pun meninjau langsung kesiapan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) yang dimiliki Pemprov DKI di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sementara data terkini kasus gagal ginjal akut di DKI yakni sebanyak 71 anak usia 0-18 tahun terserang dan 40 diantaranya meninggal dunia.
"Merespon kasus gangguan ginjal akut di DKI Jakarta, hari ini (20/10) saya meninjau langsung Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta hingga 19 Oktober 2022, pada fasilitas kesehatan di DKI Jakarta telah ditemukan 71 kasus gangguan ginjal akut atipikal pada anak berusia 0 - 18 tahun," tutur Heru.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 71 kasus gagal ginjal akut misterius ada di Ibu Kota berdasarkan data Rabu (19/10).
Data sementara yang sudah diolah pada Januari sampai 19 Oktober ada 71 kasus terlaporkan 60 kasus yang 85 persen adalah usia balita dan 11 kasus yang 15 persen adalah usia 5-18 tahu.
Adapua tercatat sebanyak 40 pasien meninggal dunia akibat gagal ginjal akut misterius. Sementara dari 71 kasus 35 diantaranya berdomisili di Jakarta sisanya wilayah penyangga.
(SLF)