News

Mengenal Grandpa Jiang, Tokoh Revolusi Ekonomi China

Febrina Ratna 02/12/2022 17:15 WIB

Mantan Presiden China Jiang Zemin meninggal dunia pada hari Rabu, 30 November 2022 di usia 96 tahun. Dia berjasa mendorong pertumbuhan ekonomi China.

Mengenal Grandpa Jiang, Tokoh Revolusi Ekonomi China. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Mantan Presiden China Jiang Zemin meninggal dunia pada hari Rabu, 30 November 2022 di usia 96 tahun. Pria yang dijuluki Grandpa Jiang oleh masyarakat Tiongkok itu merupakan tokoh sentral dalam revolusi ekonomi China.

Media pemerintah melaporkan, pemimpin China selama satu dekade hingga 2003 itu dan pemimpin Partai Komunis hingga 2022 meninggal di Shanghai karena leukimia dan kegagalan organ ganda.

Pada masa kepemimpinannya, China keluar dari negara komunis yang tertutup menjadi negara yang lebih terbuka. Isolasi tersebut terbuka oleh peristiwa bersejarah Tiananmen pada 1989.

Kala itu terjadi protes besar-besaran oleh masyarakat pro demokrasi di Lapangan Tiananmen. Aksi tersebut dibubarkan secara paksa oleh tentara dengan cara yang sadis menggunakan tank.

Peristiwa tersebut menjadi sorotan dunia, dan memberi kesempatan bagi China untuk mendorong reformasi yang pertumbuhan ekonomi secara eksplosif.

Jiang yang memimpin China usai peristiwa Tiananmen dianggap berjasa dalam pertumbuhan ekonomi negaranya hingga seperti saat ini.  “Jiang bertanggung jawab atas China masuk ke platform global dan merehabilitasi dirinya sendiri setelah 1989," kata Kerry Brown, seorang pakar politik Tiongkok di King's College London.

"Dia akan dikenang sebagai seseorang yang mungkin memberikan kontribusi yang cukup positif," tambahnya dikutip dari AP News pada Rabu (30/11/2022).

Partai Komunis sempat terpecah karena Jiang melihat China melalui perubahan dan kebangkitan reformasi yang  berorientasi pada pasar, kembalinya Hong Kong dari kekuasaan Inggris pada tahun 1997, dan Beijing ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2001.

Meskipun China sudah terbuka ke luar, pemerintahan Jiang tetap membasmi perbedaan pendapat. Banyak aktivis HAM, buruh, pro-demokrasi, dan melarang Gerakan spiritual Falun Gong yang dianggap sebagai ancaman terhadap partai penguasa.

Jiang mundur sebagai presiden pada tahun 2004, tetapi tetap bergerak dibalik layar yang mendorong naiknya Presiden Xi pada tahun 2012. Xi memperketat kontrol politik, menghapuskan perbedaan pendapat, dan menegaskan kembali dominasi negara.

Meski memiliki gaya yang berbeda dengan Xi, namun TV pemerintah menyiarkan berita malam dengan durasi 48 menit untuk menampilkan kegiatan Jiang selama hidup, seperti mengobrol dengan petani, berkeliling pabrik, dan bertemu pemimpin dunia.

Partai Komunis menyatakan Jiang sebagai "revolusioner proletar yang hebat" dan "pejuang komunis yang telah lama teruji."

Karier Politik

Pada tahun 1989, Jiang hampir pensiun sebagai sekretaris partai untuk Shanghai sebelum akhirnya direkrut oleh Deng Xiaoping untuk menyatukan partai dan negara. Dia menggantikan Zhao Ziyang yang diberhentikan karena berpihak kepada pengunjuk rasa di Tiananmen.

Dalam 13 tahun Jiang menjabat sebagai sekretaris partai, kekuatan ekonomi China bangkit dengan menyambut kapitalis ke dalam partai dan menarik investasi asing setelah bergabung dengan World Trade Organization (WTO). China melangkahi Jerman dan Jepang untuk menjadi kekuatan ekonomi kedua terbesar dunia setelah Amerika Serikat (AS).

Jiang merebut hadiah politik ketika Beijing terpilih sebagai lokasi Olimpiade Musim Panas 2008 setelah gagal dalam pencalonan sebelumnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menyebut Jiang sebagai "pendukung teguh untuk keterlibatan internasional" dan mengingat " pribadinya yang hangat dan terbuka." Dewan Keamanan PBB menandai kematiannya dengan mengheningkan cipta selama satu menit.

Selain itu, Jiang dikenal sebagai sosok yang ceria dan senang bernyanyi,  berbeda dengan penerusnya yang lebih pendiam, Hu Jintao dan Xi.

Dia berbicara dengan antusias jika bertemu dengan orang Inggris dan akan melafalkan Pidato Gettysburg untuk turis asing. Dalam kunjungan ke Inggris, ia mencoba membujuk Ratu Elizabeth II untuk karaoke.

Sebelum berkarir dalam politik dia lulus dari departemen mesin listrik Universitas Jiaotong di Shanghai pada tahun 1947, Jiang melanjutkan karirnya melalui di pabrik milik negara, kemudian pindah ke pabrik makanan, lalu pabrik pembuatan sabun dan pabrik mobil terbesar di China.

Sama seperti pejabat teknokratis lainnya, Jiang melewati masa Revolusi Kebudayaan 1966-76 yang ultra-radikal sebagai buruh tani. Kariernya kembali naik pada tahun 1983 ketika ia diangkat sebagai Menteri Industri Elektronik, kemudian menjadi kunci dari sektor yang tidak diharapkan pemerintah untuk mengundang investasi asing.

Sebagai Walikota Shanghai antara tahun 1985 dan 1989, Jiang mengesankan turis asing sebagai contoh baru pemimpin China yang terbuka dengan dunia luar.

Sebagai pejuang politik yang tangguh, Jiang menentang prediksi bahwa tugasnya sebagai pemimpin akan singkat. Dia mengonsolidasikan kekuasaan dengan mempromosikan anggota "faksi Shanghai"-nya dan memberi militer tambahan anggaran dengan persentase dua digit tiap tahun.

Jiang menjadi kunci utama membujuk kembali para pemimpin asing dan CEO yang pergi meninggalkan Beijing setelah tragedi Tiananmen. Ia juga menjadi penyebab reformasi gaya pasar ketika Deng kembali dari masa pensiunnya pada tahun 1992.

Jiang juga mendukung langkah yang diambil Perdana Menteri Zhu Rongji, pemimpin no. 3 Partai Komunis, dengan perubahan besar-besaran yang memotong 40 juta pekerjaan pada akhir 1990-an.

Zhu mengeluarkan kebijakan privasi perumahan di kota dan memicu ledakan pembangunan yang mengubah kota-kota di China menjadi hutan pencakar langit yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Setelah 12 tahun negosiasi, dan Zhu ke Washington melobi Presiden Clinton, untuk mendapat dukungan sehingga China bisa bergabung dengan WTO pada tahun 2001. Hal tersebut menarik para investor asing untuk datang ke China.

Terlepas dari citranya yang ramah, Jiang sangat berusaha menguasai kekuatan partai yang berkuasa. Target terbesarnya adalah Falun Gong, sebuah kelompok meditasi yang didirikan pada awal 1990-an.

Para pemimpin Tiongkok ketakutan dengan kemampuannya untuk menarik puluhan ribu pengikut, termasuk perwira militer. Meski begitu, aktivis yang mencoba membentuk oposisi Partai Demokrasi China, sebuah langkah yang diizinkan oleh hukum China, dijatuhi hukuman hingga 12 tahun penjara atas tuduhan subversi.

"Stabilitas di atas segalanya," perintah Jiang, dalam sebuah frasa yang digunakan penerusnya untuk membenarkan kontrol sosial yang intensif.

Berdiri di samping Raja Charles, Jiang mengambil kembali Hong Kong pada 1 Juli 1997 dan menjadi akhir dari 150 tahun kolonialisme Eropa. Wilayah yang dijajah Portugis di dekat Makau juga dikembalikan ke China pada tahun 1999.

Hong Kong dijanjikan otonomi yang menjadi angin segar bagi perusahaan China untuk berbisnis di luar negeri. Sementara itu, Jiang memaksa Taiwan untuk kembali karena dianggap sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Saat pemilihan presiden langsung di Taiwan pada tahun 1996, pemerintah Jiang menembakkan rudal ke jalur pelayaran sebagai tindakan intimidasi. Amerika Serikat merespon dengan mengirim kapal perang sebagai bentuk dukungan untuk Taiwan.

Pada saat yang sama, perdagangan antara daratan dan Taiwan tumbuh menjadi miliaran dolar per tahun. Pada akhir 1990-an salah satu putra Jiang, Jiang Mianheng, membuat kontroversi di pengadilan sebagai pembuat kesepakatan telekomunikasi.

Para kritikus menuduh dia menyalahgunakan status ayahnya untuk menaikkan karirnya. Keluhan yang biasa terjadi kepada anak-anak pemimpin partai.

Jiang hidup bersama dua putra dan istrinya, Wang Yeping, yang bekerja di birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab atas industri negara.

Jiang jarang muncul ke publik dan terakhir terlihat bersama dengan pemimpin saat ini dan para mantan pemimpin di atas Gerbang Tiananmen Beijing pada 2019 saat merayakan ulang tahun ke-70 kekuasaan Partai Komunis.

Penulis: Ahmad Fajar

(FRI)

(FRI)

SHARE