Mengenal Marburg, Virus dari Afrika yang Bisa Picu Kematian
Penyakit Marburg tengah jadi sorotan karena memiliki tingkat fatalitas hampir 88%, yang mana bisa memicu kematian.
IDXChannel - Penyakit Marburg tengah jadi sorotan karena memiliki tingkat fatalitas hampir 88%, yang mana bisa memicu kematian. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan pihaknya sudah siap menghadapi wabah tersebut.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Maxi Rein Rondonuwu, kesiapan telah dilakukan seperti melakukan penguatan di berbagai daerah pintu masuk yaitu Pelabuhan dan Transportasi Udara untuk memperketat skrining.
"Jadi untuk marburg ini kita sudah deteksi beberapa negara yang ada, terutama di Afrika, jadi penguatan pintu masuk itu terus dilakukan seperti biasa. Jadi untuk negara-negara yang terinfeksi itu kedatangan di daerah itu, di skrining di pintu masuk terutama di pelabuhan dan udara," jelas dr Maxi kepada MNC Portal saat ditemui dalam acara Sosialisasi RUU tentang Kesehatan di Jakarta, Rabu (29/3/2023)
Kemudian, Kemenkes juga sudah mempersiapkan laboratorium dan proses dalam mendeteksi penyakit ini. Sebagaimana diketahui, Marburg satu keluarga dengan virus ebola.
Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus Marburg.
"Seperti Covid-19 sama persis, ada gejala, dilakukan pemeriksaan. Kemudian rujukan diambil sampel dan diperiksa, kita sudah mempersiapkan, seperti laboratorium sudah ada," kata dr Maxi
Mengingat kasus ini muncul dari Afrika, dr Maxi memastikan Indonesia akan memperketat warga negara asing (WNA) yang berasal dari Afrika.
Hal ini sudah tertuang dalam Surat Edaran No.HK.02.02/C/853/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Virus Marburg kalau Pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk waspada terhadap virus Marburg.
"Jadi bulan lalu sudah ada edarannya. Iya, sudah (memperketat pintu masuk dari Afrika)," jelas dr Maxi
Melansir dari Sehat Negeriku Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar/primate. Kelelawar host alami virus Marburg yaitu Rousettus aegyptiacus bukan merupakan spesies asli Indonesia dan belum ditemukan di Indonesia, namun Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini.
Sejauh ini, belum ada vaksin yang tersedia di dunia, vaksin masih dalam pengembangan. Saat ini ada dua vaksin yang memasuki uji klinis fase 1 yakni vaksin strain Sabin dan vaksin Janssen. (NIA)