Para Pemimpin Dunia Berkumpul Bahas Disease X, Diprediksi jadi Pandemi Berikutnya
Ahli berharap secara proaktif dapat membuat rencana tindakan untuk memerangi virus semacam itu dan mempersiapkan sistem kesehatan jika muncul sebagai pandemi
IDXChannel – Para pemimpin dunia diketahui kembali berkumpul di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada hari Rabu, untuk membahas Disease X yang diprediksi menjadi pandemi berikutnya dengan 20 kali lipat mematikan daripada Covid-19.
Sementara itu pada saat ini para peneliti, ilmuwan, dan ahli berharap secara proaktif dapat membuat rencana tindakan untuk memerangi virus semacam itu dan mempersiapkan sistem kesehatan jika muncul sebagai pandemi berikutnya.
“Ada strain virus yang memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi dan dapat mengembangkan kemampuan untuk menularkan secara efisien dari manusia ke manusia,” kata Dr Amesh Adalja selaku Pusat keamanan Kesehatan Johns Hopkins, dikutip dalam laman CBS News, Minggu (21/1/2024).
Apa itu Disease X?
Pada tahun 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumpulkan setidaknya 300 ilmuwan untuk melihat 25 jenis kelompok virus dan bakteri yang membuat daftar patogen mereka berpotensi mendatangkan malapetaka, termasuk Disease X.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan Disease X mungkin baru-baru ini datang pertama kalinya, sehingga membuat para ilmuwan dan ahli saat ini terus aktif mempelajari penyakit tersebut dari pengalaman mereka.
Dari mana asalnya?
Menurut Dr Adalja patogen Disease X kemungkinan akan menjadi virus yang mengganggu sistem pernapasan, dan kondisi ini sudah beredar di spesies hewan, namun belum ditularkan kepada manusia.
“Itu bisa jadi dari kelelawar seperti Covid-19, atau bisa juga dari burung seperti flu burung, atau mungkin beberapa jenis spesies hewan lain misalnya babi,” ucap Dr Adalja.
“Ini benar-benar tentang antarmuka antara manusia dan hewan, dimana mereka terjadi interaksi yang menjadikan virus ini mendapat pijakan,” tambahnya.
Bagaimana para ahli mempersiapkan kondisi ini?
Menurut WHO jika tidak siap, maka kemungkinan penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan lebih banyak daripada yang dialami ketika Covid-19. Bahkan bisa membunuh atau memakan korban jiwa dari yang diperkirakan saat Covid-19 yang mampu menghabisi lebih dari tujuh juta orang.
Itulah mengapa para ahli dari seluruh dunia melakukan rencana yang kuat dan efektif untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk di masa mendatang. Ghebreyesus mengatakan sistem peringatan dini dan rencana untuk infrastruktur kesehatan yang terbebani saat Covid-19 dapat menyebabkan kematian dan menjadikannya skenario di masa yang akan datang.
Untuk itu, pihaknya menempatkan inisiatif dalam mempersiapkan terjadinya pandemi atau epidemi berikutnya. Upaya ini termasuk ke dalam membantu negara-negara dengan sumber daya, pusat transfer teknologi vaksin mRNA untuk memastikan ekuitas vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah, serta meningkatkan pengawasan kolaboratif antar negara.
(SAN)