Paus Fransiskus Prihatin Papua Nugini Kaya SDA tapi Miskin
Paus Fransiskus menyerukan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) bagi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat dalam kunjungannya ke Papua Nugini pada Sabtu.
IDXChannel - Paus Fransiskus menyerukan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) bagi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat dalam kunjungannya ke Papua Nugini pada Sabtu (7/9/2024).
Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin politik dan bisnis, pria berusia 87 tahun itu memuji tuan rumahnya sebagai negara yang kaya akan SDA, termasuk cadangan emas, tembaga, nikel, gas, dan kayu yang melimpah. Namun, ia mengatakan bahwa pendapatan puluhan miliar dolar dari sektor ekstraktif harus memberikan manfaat bagi 12 juta penduduk negara itu.
"Kekayaan ini ditakdirkan oleh Tuhan untuk seluruh masyarakat," kata Paus Fransiskus, dilansir dari AFP.
Meskipun kaya akan sumber daya, Papua Nugini adalah salah satu negara termiskin di kawasan Pasifik.
Antara seperempat hingga setengah penduduk hidup dalam kemiskinan ekstrem. Hanya sekitar 10 persen rumah memiliki listrik.
Perusahaan-perusahaan internasional besar seharusnya tidak menjadi satu-satunya yang diuntungkan," kata Paus Fransiskus.
"Sudah sepantasnya kepentingan penduduk setempat diberikan pertimbangan yang semestinya ketika mendistribusikan hasil SDA guna meningkatkan kehidupan mereka," katanya.
Peziarah berusia dua puluh dua tahun Jonathan Kais, dari Pulau Manus, menyambut baik pernyataan Paus dan mengatakan ia berharap pernyataan itu akan memacu pemerintah untuk menyediakan layanan publik yang lebih baik.
"Layanan yang kami terima di desa-desa kami oleh para pemimpin kami di parlemen, tidak seberapa (dibandingkan) dengan apa yang mereka dapatkan dari sumber daya negara ini," katanya kepada AFP.
Selama beberapa dekade, Papua Nugini telah dipenuhi dengan tambang-tambang besar yang dikelola perusahaan Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, Eropa, dan China.
Sebuah proyek senilai USD19 miliar yang dipimpin oleh ExxonMobil telah menghasilkan puluhan juta ton gas alam cair sejak operasi dimulai pada 2014.
Namun, para ekonom menemukan sedikit bukti bahwa salah satu proyek tersebut telah membantu warga Papua Nugini yang miskin.
Sebuah studi Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan bahwa antara, 2009 dan 2018, produk domestik bruto per orang negara itu tumbuh lebih dari sepertiga karena ledakan sumber daya alam.
"Namun, kemiskinan hampir tidak berubah selama kurun waktu tersebut," kata laporan tersebut. (Wahyu Dwi Anggoro)