Pekerja Migran Indonesia Didominasi Lulusan SMP dan Perempuan
Sekitar 54% peminat bekerja ke luar negeri tingkat pendidikannya masih didominasi SMP dan ke bawah.
IDXChannel - Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri masih memiliki sejumlah tantangan besar ke depan. Tantangan itu, di antaranya PMI didominasi lulusan SMP dan kalangan perempuan.
Menteri Ketenagakerjan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan sejumlah tantangan tersebut. Pertama, 54% peminat bekerja ke luar negeri tingkat pendidikannya masih didominasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan ke bawah.
Kedua, 61% jumlah penempatan PMI masih didominasi perempuan yang bekerja pada pemberi kerja perseorangan, yaitu caregiver dan house maid.
Ketiga, masih tingginya permasalahan PMI yang berangkat secara unprosedural. Dari 1.918 pengaduan per November 2023, sebanyak 1.553 atau 81% adalah pengaduan unprosedural.
"Saya kira tiga catatan ini menurut saya penting pada Musrenbang Thematik ini untuk menjadi bahan kita merencanakan kegiatan penempatan dan perlindungan pekerja migran kita," kata Menaker dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/12/2023).
Dia mengatakan dengan jumlah pekerja migran yang meningkat berdasarkan catatan per November 2023 dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia lewat sumbangan devisa yang dihasilkan.
"Ada kontribusi yang sangat besar dari teman-teman pekerja migran kita pada perekonomian Indonesia, di mana kontribusi per tahunnya kurang lebih Rp160 triliun. Itu luar biasa menyumbang devisa yang tidak kecil bagi perekonomian kita," tutur Ida.
Menaker juga menyatakan rasa syukurnya karena jumlah penempatan PMI terus mengalami peningkatan pascapandemi Covid-19.
Tercatat jumlah penempatan PMI pada 2021 sebanyak 72.624 orang, kemudian pada 2022 sebanyak 200.761 orang. Sementara per November 2023, sebanyak 257.460 PMI.
(RNA)