News

Pertemuan Trump dan Xi Jinping Penting Bagi Indonesia, Menko Airlangga: Koridor Tarif Mulai Jelas

Binti Mufarida 31/10/2025 10:55 WIB

Dinamika politik ekonomi global saat ini akan berimbas langsung pada stabilitas perdagangan kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.

Pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping Penting Bagi Indonesia, Menko Airlangga: Koridor Tarif Mulai Jelas (Foto: YouTube)

IDXChannel - Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2025, Gyeongju, Korea Selatan (Korsel) menjadi momentum strategis bagi Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  mengatakan, pertemuan kedua pemimpin ekonomi terbesar dunia tersebut sebagai titik awal arah kebijakan tarif global yang lebih jelas.

Menurutnya, dinamika politik ekonomi global saat ini akan berimbas langsung pada stabilitas perdagangan kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia.

“APEC ini menjadi penting karena baru saja Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu, sehingga bagi Indonesia koridor daripada tarif itu sudah mulai kelihatan jelas,” kata Airlangga usai menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Gyeongju, Korsel, Kamis (30/10/2025).

Airlangga juga menyoroti rangkaian kesepakatan yang terbentuk dari KTT ASEAN di Malaysia sebelumnya.

Menurutnya, integrasi ekonomi kawasan semakin konkret, seiring komitmen kerja sama yang disepakati negara ASEAN dan mitra eksternal termasuk Korsel.

"Karena kemarin dari KTT ASEAN di Malaysia, apa yang ditandatangan Malaysia, apa yang disetujui dengan Kamboja, apa yang disetujui dengan Korea Selatan,” katanya.

Pada kesempatan itu, Airlangga mengatakan dirinya telah bertemu dengan Menteri Industri, Perdagangan, dan Energi Korea Selatan Ahn Duk-geun, yang disebut Presiden Trump sebagai negosiator keras dalam isu tarif.

“Tadi saya ketemu dengan Menteri Industri, Perdagangan, dan Energi yang disebut Trump sebagai salah satu negosiasi yang keras. Dan dari Korea itu sendiri sudah menyepakati 15 persen, dan kita sudah harus ke sana,” kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE