Powell Bersiap untuk Sampaikan Pidato Terakhirnya di Jackson Hole
Pidato Powell yang sangat dinantikan ini akan disampaikan di tengah memanasnya perdebatan mengenai kondisi ekonomi, dan kemungkinan penurunan suku bunga.
IDXChannel - Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menyampaikan pidato terakhirnya di Jackson Hole, Wyoming, pada hari Jumat. Investor pun akan memperhatikan apakah ia mengisyaratkan penurunan suku bunga bulan depan.
Dilansir dari laman Yahoo Finance Jumat (22/8/2025), pidato Powell yang sangat dinantikan ini akan disampaikan di tengah memanasnya perdebatan mengenai kondisi ekonomi, dan kemungkinan penurunan suku bunga.
Dalam wawancara dengan Yahoo Finance pada hari Kamis, Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, dan Presiden The Fed Cleveland, Beth Hammack, keduanya memberikan peringatan tentang perlunya penurunan suku bunga paling cepat bulan depan, mengingat data inflasi terbaru.
"Ada banyak data yang akan kita dapatkan antara sekarang dan September, dan saya datang ke setiap rapat dengan pikiran terbuka tentang apa yang harus dilakukan," kata Hammack.
"Namun dengan data yang saya miliki saat ini, dan dengan informasi yang saya miliki, jika rapatnya besok, saya tidak melihat adanya alasan untuk menurunkan suku bunga," ujar dia.
Rekan-rekan Schmid dan Hammack di Dewan Federal Reserve, Michelle Bowman dan Chris Waller, termasuk di antara mereka yang paling vokal tentang perlunya penurunan suku bunga. Investor memberikan peluang sekitar 75 persen pada penurunan suku bunga sebesar 0,25 persen dari The Fed pada 17 September hingga Kamis sore.
Namun, ketidaksepakatan atas langkah The Fed selanjutnya hanyalah sebagian kecil dari latar belakang pidato Powell.
Yang paling menonjol adalah tekanan dari Presiden Trump, yang minggu ini meminta Gubernur Federal Reserve Lisa Cook untuk mengundurkan diri di tengah kontroversi mengenai dua pinjaman hipotek.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Departemen Kehakiman mengirimkan surat kepada Powell yang meminta Ketua The Fed untuk mencopot Cook dari jabatannya.
Trump, yang menyebut Powell terlambat karena tidak memangkas suku bunga awal tahun ini, secara rutin mengomentari kebijakan The Fed dan mengatakan suku bunga seharusnya jauh lebih rendah daripada kisaran acuan saat ini, yaitu 4,25 persen - 4,50 persen.
Menteri Keuangan Scott Bessent juga turut mempertimbangkan kebijakan moneter, dengan mengatakan dalam sebuah wawancara awal bulan ini bahwa The Fed seharusnya mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga sebesar 0,50 persen pada bulan September.
"Saya pikir keberadaan bank sentral yang independen merupakan pengaturan kelembagaan yang telah melayani publik dengan baik," kata Powell bulan lalu.
"Dan selama hal itu melayani publik dengan baik, hal itu harus dilanjutkan dan dihormati," tutur dia. Powell juga diperkirakan memaparkan perubahan pada tinjauan kerangka kebijakan bank sentral, yang mengartikulasikan strategi dan komitmen The Fed untuk memenuhi mandat kongres demi harga yang stabil dan lapangan kerja yang maksimal.
Secara khusus, bank sentral diperkirakan mencabut target inflasi rata-rata, sebuah kebijakan yang diberlakukan sebelum pandemi ketika inflasi sedang rendah dan para pejabat The Fed ingin menghindari deflasi.
Strategi ini menyatakan bahwa jika inflasi berada di bawah 2 persen pada tahun-tahun sebelumnya, The Fed akan menoleransi inflasi di atas 2 persen di masa mendatang dengan teori bahwa inflasi tersebut akan merata.
Mengingat lonjakan inflasi baru-baru ini dan risiko yang ditimbulkannya terhadap perekonomian, The Fed diperkirakan mencabutnya dan berfokus pada target inflasi sebesar 2 persen
Powell mengisyaratkan perubahan tersebut dalam pidatonya di bulan Mei. “Dalam diskusi kami sejauh ini, para peserta telah mengindikasikan bahwa mereka menganggap perlu untuk mempertimbangkan kembali bahasa seputar kekurangan. Dan pada pertemuan kami minggu lalu, kami memiliki pandangan serupa tentang penargetan inflasi rata-rata," tuturnya.
( kunthi fahmar sandy)