Prabowo: Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Butuh 20 hingga 25 Tahun
Pembangunan proyek tanggul laut raksasa memakan waktu yang lama.
IDXChannel - Pembangunan proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) memakan waktu yang lama. Menurutnya, pembangunan bisa dilakukan hingga puluhan tahun.
"Ini mungkin membutuhkan waktu yang tidak sedikit, perhitungan kita ini butuh 20 - 25 tahun," kata Prabowo saat berpidato di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025).
Kendati demikian, Prabowo menyatakan, pembangunan proyek itu harus dimulai dari sekarang. Menurutnya, generasi mendatang bisa melanjutkan proyek tersebut.
"Tetapi kita tidak boleh ragu minimal kita mulai sekarang, nanti ada generasi yang akan selesaikan perjalanan, 1.000 km dimulai satu langkah, langkah itu dimulai dengan keberanian dan keputusan," kata Prabowo.
Dia melanjutkan, tanggul laut raksasa yang dibangun itu sepanjang 535 km.
"Kita juga harus segera bangun tanggul laut Pantura Jawa untuk selamatkan pantura segera kita mulai membangun tanggul sepanjang 535 km," kata dia.
Prabowo menambahkan, tanggul laut itu bisa menyelematkan 50 juta jiwa dan sejumlah kawasan industri di sekitar Pantura.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pemerintah masih menggodok rancangan pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall.
Menurutnya, rancangan ini disusun bersama Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah terkait, hingga Badan Otorita Pengelola Pantura yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto bulan lalu.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menggunakan gagasan Giant Sea Wall yang lama dalam rencana pembangunan megaproyek itu.
Untuk itu ia tidak menutup kemungkinan akan terus melakukan pembaruan dan integrasi rancangan proyek yang ditaksir bernilai USD 80 miliar atau sekitar Rp1.300 triliun tersebut sesuai arah pembangunan ke depan.
"Yang pasti fungsi dari giant sea wall sebagai penangkal banjir rob dan erosi laut," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)