sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Proyek Tanggul Laut Masih Cari Investor, AHY: Tak Mungkin Kita Andalkan APBN

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
25/09/2025 23:15 WIB
Menko AHY Sebut proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) saat ini masih dalam tahap mencari investor.
Proyek Tanggul Laut Masih Cari Investor, AHY: Tak Mungkin Kita Andalkan APBN (FOTO:iNews Media Group)
Proyek Tanggul Laut Masih Cari Investor, AHY: Tak Mungkin Kita Andalkan APBN (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) saat ini masih dalam tahap mencari investor.

AHY mengatakan, mega proyek tersebut tidak mungkin dibangun hanya dengan mengandalkan APBN. Sebab membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membangun sepanjang kurang lebih 700 KM dari Banten sampai Gresik.

"Tidak mungkin kita mengandalkan APBN. Fiskal kita selalu ada batas dan ada prioritas yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu kita sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk menarik investasi," ujarnya saat ditemui di Travoy Hub Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Ia menjelaskan, untuk sampai pada tahap mencari investor saat ini Pemerintah tengah mematangkan konsep model proyek yang akan dikembangkan. Termasuk pemanfaatan tanggul yang rencananya akan digunakan sebagai lahan pengembangan, baik properti, jalan tol, dan lainnya sehingga bisa memikat calon investor.

"Jadi bukan hanya membangun dinding-dinding tinggi, baik di pantai maupun di laut termasuk integrasi dengan konsep yang lebih alami mangrove, tapi juga di lokasi-lokasi tertentu," kata AHY.

"Ini bisa dikembangkan TOD untuk hunian, untuk sentra bisnis dan juga sentra-sentra produktif yang sekali lagi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah termasuk juga kontribusi secara nasional," tutur dia.

Ia memaparkan, rencananya proyek tanggul laut raksasa itu akan dibangun membentang sekitar 600-700 km di pesisir utara Jawa. Melewati 5 provinsi, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Ancaman untuk beberapa kabupaten dan kota ini memang real terjadi land subsidence, dan juga bahaya rob yang selalu mengintai masyarakat yang tinggal di Pantura," katanya.



(kunthi fahmar sandy)

Advertisement
Advertisement