News

Pramono Ungkap Stok Pangan Jakarta Aman hingga Oktober 2025, Warga Diminta Tak Panic Buying

Muhammad Refi Sandi 03/09/2025 11:24 WIB

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan stok pangan di Jakarta aman hingga akhir Oktober 2025.

Pramono Ungkap Stok Pangan Jakarta Aman hingga Oktober 2025, Warga Diminta Tak Panic Buying. (Foto Refi Sandi/IMG)

IDXChannel - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan stok pangan di Jakarta aman hingga akhir Oktober 2025. Namun, masih terjadi kelangkaan beras premium di gerai ritel.

Pramono memastikan pihaknya tengah berupaya menangani kelangkaan beras premium di gerai ritel tersebut.

"Yang pertama sebenarnya untuk pangan Jakarta, terutama untuk masyarakat yang umumnya bukan beras premium, itu sampai dengan akhir bulan Oktober tersedia. Bahwa kemudian dalam pantauan ada yang kemudian kelangkaan beras-beras premium, ini memang sekarang sedang kita tangani," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, kelangkaan terjadi akibat panic buying masyarakat sehingga terjadi penimbunan. Namun, dia memastikan kelangkaan stok beras di Jakarta akan segera kembali normal.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa (selesai ditangani). Karena ini kemarin ada panic buying lah. Ada orang kemudian menimbun. Dan saya minta sekarang segera dinormalkan kembali," katanya.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara soal fenomena kelangkaan beras premium di pasar tradisional dan modern. Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, kejadian ini terjadi karena penggilingan padi tengah melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium.

“Pasokan beras di pasar tradisional saya melihatnya ada, hanya sedang menyesuaikan. Beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan, karena teman-teman penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label,” kata Arief dalam keterangan resminya, seperti dikutip pada Rabu (3/9/2025).

Arief menjelaskan, beras premium wajib memenuhi syarat tertentu, mulai dari kadar beras pecah maksimal 15 persen, kadar air 14 persen, derajat sosoh minimal 95 persen, dan harga jual Rp14.900 per kilogram (kg). Menurutnya, apabila standar terpenuhi, suplai ke ritel modern maupun pasar tradisional akan kembali lancar.

Arief menambahkan, pemerintah terus bergerak melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) di pusat dan daerah, hingga penyaluran bantuan pangan beras.

(Dhera Arizona)

SHARE