News

Produk Kecantikan Korea Selatan Masih Banyak Peminat di Tengah Tarif Trump

Kunthi Fahmar Sandy 03/08/2025 10:04 WIB

Daya tarik global budaya Korea Selatan juga turut mendorong popularitas kosmetiknya.

Produk Kecantikan Korea Selatan Masih Banyak Peminat di Tengah Tarif Trump (FOTO:Dok Laman BBC)

IDXChannel - K-beauty merupakan istilah yang mencakup beragam produk perawatan kulit, tata rias, dan kosmetik dari Korea Selatan yang dipuji karena kualitas dan nilainya sehingga mendorong lonjakan permintaan dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir dari laman BBC Minggu (3/8/2025), daya tarik global budaya Korea Selatan juga turut mendorong popularitas kosmetiknya.

Pearl Mak, yang tinggal di AS, mengatakan kepada BBC bahwa ia diperkenalkan dengan produk-produk K-beauty oleh teman-temannya. Serum Korea Selatan lebih cocok untuk kulitnya dibandingkan dengan beberapa merek Barat yang cenderung lebih keras, kata desainer grafis berusia 27 tahun itu.

"Sekarang 95 persen perawatan kulit saya terdiri dari produk-produk K-beauty," ujar dia. Ms. Mak tidak sendirian dalam preferensinya terhadap merek-merek perawatan kulit Korea Selatan.  

Orang Amerika menghabiskan sekitar USD1,7 miliar (1,3 miliar poundsterling) untuk produk kecantikan Korea pada tahun 2024, menurut perkiraan industri. Angka ini menandai peningkatan lebih dari 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Produk kecantikan Korea seringkali memiliki harga yang lebih menarik dibandingkan produk-produk Barat tetapi juga mengandung bahan-bahan yang jarang ditemukan di Barat, mulai dari daun salam hingga lendir siput.

Presiden AS Donald Trump kini telah mengenakan pajak impor sebesar 15 persen untuk barang-barang Korea Selatan yang diperdagangkan antara Seoul dan Washington.

Pajak ini lebih rendah dari pungutan sebesar 25 persen yang diancamkan Trump, tetapi banyak konsumen tidak mau mengambil risiko.

Peritel kecantikan Korea AS, Santé Brand, mengalami lonjakan pesanan hampir 30 persen pada bulan April, tepat setelah Trump mengumumkan pajak impor AS yang luas di sebagian besar dunia.

"Ketika pengumuman tarif muncul, pelanggan mulai memikirkan strategi bagaimana mereka akan menghadapi badai ini," ujar pendiri Santé Brand, Cheyenne Ware, kepada BBC.

"Konsumen sedang bersiap menghadapi ketidakpastian," tuturnya. Peritel kecantikan Korea lainnya, Senti Senti, telah memesan lebih banyak produk sejak Trump memulai ancaman tarifnya, kata manajer Winnie Zhong.

Minggu ini, ia menerima peringatan dari pemasok yang mendesak para peritel untuk menimbun stok sebelum tarif.

Kedua peritel tersebut mengatakan harga produk kecantikan Korea kemungkinan akan naik karena pungutan tersebut mendorong kenaikan biaya di seluruh industri.

"Siapa pun yang mengatakan harga akan tetap stabil selama dua tahun ke depan adalah orang yang naif," kata Ware.

Harga pasti akan naik, terutama bagi penjual produk kecantikan yang lebih kecil di platform seperti Amazon, yang beroperasi dengan margin keuntungan tipis, ujar ekonom Munseob Lee dari University of California San Diego.

Meskipun harganya lebih tinggi, popularitas global budaya Korea Selatan berarti produk K-beauty kemungkinan akan tetap diminati di AS, ujarnya.

"Pembeli kasual mungkin akan enggan membeli produk K-beauty karena harganya yang lebih tinggi, tetapi penggemar tidak akan menemukan pengganti yang mudah," ujar dia.

Zhong pun setuju. Ia yakin pelanggan akan tetap ingin membeli produk K-beauty, tetapi kenaikan harga mungkin berarti mereka membeli lebih sedikit barang daripada sebelumnya.

Harga yang lebih tinggi kemungkinan besar tidak akan menghentikan Mak untuk membeli produk favoritnya. "Tergantung seberapa besar kenaikan harganya, tetapi untuk saat ini, saya bersedia membayar lebih untuk membeli produk yang sama," ujarnya.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Trump telah mencapai kesepakatan dengan Jepang dan Uni Eropa yang akan memberlakukan tarif 15 persen untuk ekspor mereka ke AS, sama seperti Korea Selatan.

Artinya, negara-negara yang menjadi rumah bagi beberapa merek kosmetik terbesar di dunia menghadapi pungutan yang sama dengan industri kecantikan Korea.

Inti dari kebijakan perdagangan Trump adalah ambisinya untuk melihat lebih banyak barang diproduksi di Amerika. Namun, masih harus dilihat apakah ini akan membuat pembeli AS beralih ke produk kecantikan Amerika.

Ms. Mak mengatakan ia tidak melihat produk buatan AS sebagai alternatif yang menarik."Saya memang sering mencari alternatif buatan Amerika, tetapi saya belum menemukan yang seefektif yang saya gunakan. Jadi, saya belum akan memilih produk Amerika," tutur dia.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE