Rumah Rusak akibat Banjir Bandang Ternate Dapat Bantuan hingga Rp60 Juta
Pemerintah memastikan korban yang rumahnya rusak akibat bencana banjir bandang di Kelurahan Roa, Ternate akan mendapat bantuan.
IDXChannel - Pemerintah memastikan korban yang rumahnya rusak akibat bencana banjir bandang di Kelurahan Roa, Ternate akan mendapat bantuan.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto saat berkunjung ke lokasi bencana banjir bandang di Ternate bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
"Jadi atas saran Bapak Menko, kami pastikan Pemerintah Pusat melalui BNPB, akan mendukung sepenuhnya kebutuhan penanganan bencana, mulai tanggap darurat hingga pascabencana," ujar Suharyanto dalam keterangannya, Selasa (27/8).
Bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi akan diberikan terhadap warga yang rumahnya rusak mulai dari kategori rusak ringan hingga berat. Bantuan itu pun berkisar antara Rp15-60 juta.
"Bantuan sebesar Rp60 juta untuk stimulan rumah rusak berat, selanjutnya Rp30 juta rusak sedang dan Rp15 juta rusak ringan," kata Suharyanto.
Sementara itu, Muhadjir mengatakan, pemerintah akan menindaklanjuti penanganan rehabilitasi rumah rusak. Hal ini akan didiskusikan oleh pemerintah pusat dengan melibatkan pemerintah daerah dan unsur-unsur terkait.
Menurut rekomendasi dari Pemerintah Kota Ternate, masyarakat wilayah terdampak membutuhkan program relokasi.
Muhadjir menyebut, kawasan terdampak memiliki catatan historis ratusan tahun menjadi jalan air dan jalur turunnya sedimen material vulkanik Gunung Gamalama.
"Supaya kejadian ini tidak terulang, daerah ini harus dijadikan zona non-pemukiman," ujar Muhadjir.
Lebih lanjut relokasi tetap membutuhkan kajian yang akan melibatkan Pemerintah Kota Ternate, BNPB, dan institusi terkait lain.
Muhadjir menambahkan, sangat mungkin mereka yang tidak terdampak pun juga akan direlokasi.
"Sangat mungkin mereka yang tidak terdampak pun juga harus direlokasi kalau mereka berada di lokasi berbahaya,” ujar Muhadjir.
(Fiki Ariyanti)