Rusia dan Iran Dituduh Coba Pengaruhi Pilpres AS
Pejabat intelijen dan keamanan Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia dan Iran meningkatkan serangan siber dan kampanye disinformasi.
IDXChannel - Pejabat intelijen dan keamanan Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia dan Iran meningkatkan serangan siber dan kampanye disinformasi jelang pemilu di Negeri Paman Sam tersebut.
Dilansir dari Radio Free Europe, AS dijadwalkan menggelar pemilu pada Selasa (5/11/2024), termasuk pilpres yang mempertemukan Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat dan mantan presiden Donald Trump asal Partai Republik.
"Aktor-aktor yang memiliki hubungan dengan Rusia membuat video dan artikel palsu untuk melemahkan legitimasi pemilu, menimbulkan keraguan masyarakat terhadap proses pemilu, dan mendorong penggunaan kekerasan terhadap sesama warga AS karena perbedaan preferensi politik," kata pernyataan bersama yang dirilis Kantor Direktur Intelijen Nasional, Badan Keamanan Siber, dan Biro Investigasi Federal (FBI)
"Upaya-upaya ini berisiko memicu kekerasan, termasuk terhadap pejabat pemilu," kata mereka.
Badan-badan intelijen AS telah memperingatkan selama berbulan-bulan tentang upaya Rusia untuk memengaruhi pilpres. Jajak pendapat menjelang hari pemungutan suara menunjukkan Trump dan Harris bersaing ketat.
Selain Rusia adalah, lembaga-lembaga tersebut juga menuduh Iran berupaya memengaruhi pemilu AS.
"Iran telah melakukan aktivitas siber untuk membahayakan kampanye mantan Presiden Trump," kata badan-badan tersebut.
"Iran juga membuat konten media palsu yang dimaksudkan untuk menekan pemungutan suara atau memicu kekerasan, seperti yang dilakukan dalam siklus pemilihan sebelumnya."
Baik Teheran maupun Moskow telah membantah berperan dalam kampanye disinformasi apa pun selama musim pemilu AS. (Wahyu Dwi Anggoro)