Tarif Baru Trump Mulai Berlaku terhadap Puluhan Negara
Tarif baru Presiden AS Donald Trump terhadap lebih dari 90 negara di seluruh dunia mulai berlaku.
IDXChannel - Tarif baru Presiden AS Donald Trump terhadap lebih dari 90 negara di seluruh dunia mulai berlaku.
Dilansir dari laman BBC Kamis (7/8/2025) tepat sebelum batas waktu kesepakatan untuk memotong atau menghindari pajak impor tercapai, Trump mengunggah di platform Truth Social miliknya bahwa miliaran dolar kini mengalir ke AS akibat tarif.
Sebelumnya, presiden mengenakan tarif sebesar 50 persen kepada India, yang berlaku mulai 27 Agustus kecuali negara tersebut berhenti membeli minyak Rusia.
Trump juga mengancam tarif 100 persen untuk chip komputer buatan luar negeri dalam upayanya mendorong perusahaan-perusahaan teknologi untuk berinvestasi di AS. Hal ini terjadi setelah Apple mengumumkan investasi baru senilai USD100 miliar (£75 miliar) di AS setelah mendapat tekanan dari Gedung Putih untuk memindahkan lebih banyak produksi ke Amerika.
Pada pekan lalu, pemerintahan Trump mengumumkan daftar revisi pajak impor untuk puluhan mitra dagang dan memperpanjang batas waktu bagi negara-negara untuk mencapai kesepakatan dengan AS hingga 7 Agustus.
Negara-negara pun berlomba-lomba mencapai kesepakatan dengan Washington untuk menurunkan atau menghapus apa yang disebut Trump sebagai tarif timbal balik.
Kebijakan perdagangannya bertujuan untuk merombak sistem perdagangan global, yang dianggapnya memperlakukan AS secara tidak adil.
Negara-negara yang bergantung pada ekspor di Asia Tenggara adalah yang paling terpukul oleh tarif baru ini. Laos dan Myanmar yang berfokus pada manufaktur menghadapi beberapa pungutan tertinggi, yaitu 40 persen. Beberapa pakar mengatakan Trump tampaknya menargetkan negara-negara yang memiliki hubungan dagang erat dengan China.
Namun pasar saham di Asia tampaknya menanggapi berita ini dengan tenang pada hari Kamis. Indeks saham utama di Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, dan China daratan sedikit lebih tinggi, sementara pasar di India dan Australia lebih rendah.
"Rangkaian tarif terbaru akan menawarkan stabilitas bagi negara-negara setelah berbulan-bulan kekacauan," kata ekonom Bert Hofman dari Universitas Nasional Singapura.
"Seharusnya begini. Sekarang Anda bisa mulai menganalisis dampak tarif," tuturnya. Adapun beberapa negara ekonomi utama termasuk Inggris, Jepang, dan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan untuk mendapatkan tarif yang lebih rendah daripada yang diancamkan Trump pada bulan April.
Uni Eropa juga telah mencapai kesepakatan kerangka kerja dengan Washington, di mana Brussels telah menerima tarif sebesar 15 persen untuk barang-barang dari blok perdagangan tersebut.
Swiss mengatakan akan mengadakan pertemuan luar biasa pada hari Kamis setelah para pejabatnya tidak dapat mencapai kesepakatan dengan AS. Dengan tarif sebesar 39 persen, tarif Swiss merupakan salah satu yang tertinggi yang diberlakukan oleh AS dan mengancam akan memukul ekonomi negara tersebut dengan keras.
Taiwan, sekutu utama Washington di Asia, dikenakan tarif sebesar 20 persen. Presidennya, Lai Ching-te, mengatakan tarif tersebut bersifat sementara dan bahwa pembicaraan dengan AS masih berlangsung.
Sementara pada pekan lalu, Trump menaikkan tarif impor Kanada dari 25 persen menjadi 35 persen, dengan alasan negara tersebut gagal bekerja sama dalam mengekang aliran fentanil dan obat-obatan terlarang lainnya melintasi perbatasan AS. Pemerintah Kanada menyatakan sedang menindak tegas geng narkoba.
Namun, sebagian besar ekspor Kanada ke AS akan terhindar dari pajak impor karena adanya perjanjian perdagangan yang sudah ada, yaitu Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA).
Tarif yang lebih tinggi terhadap Meksiko ditunda selama 90 hari lagi karena negosiasi terus berlanjut untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
Pada hari Rabu, Trump mengatakan akan mengenakan tarif 100 persen untuk semikonduktor buatan luar negeri. Produsen cip besar yang telah berinvestasi signifikan di AS tampaknya telah menghindari tarif baru tersebut. Pejabat pemerintah di Taiwan dan Korea Selatan mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa TSMC, SK Hynix, dan Samsung akan dibebaskan dari pungutan baru tersebut.
Ekspor Brasil ke AS juga dikenakan tarif 50 persen. Trump memberlakukan tarif tersebut setelah menuduh Presiden Luiz Inácio Lula da Silva menyerang perusahaan teknologi AS secara tidak adil dan menyebut penuntutan mantan Presiden Jair Bolsonaro atas dugaan upaya kudeta sebagai perburuan penyihir.
AS dan China telah mengadakan serangkaian perundingan dalam upaya mereka untuk menyepakati perpanjangan jeda tarif 90 hari yang akan berakhir pada 12 Agustus.
(kunthi fahmar sandy)