Tembus Lima Ribu Kasus, Adakah Vaksin untuk Flu Singapura?
Maraknya kasus flu Singapura di Indonesia cukup mengkhawatirkan di mana terdapat lima ribu kasus hingga minggu ke-11 di 2024.
IDXChannel - Maraknya kasus flu Singapura di Indonesia cukup mengkhawatirkan di mana terdapat lima ribu kasus hingga minggu ke-11 di 2024. Banyak masyarakat bertanya, adakah vaksin untuk menekan angka penyakit ini?
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap bahwa vaksin flu Singapura memang sudah ada, tetapi belum masuk ke Indonesia.
"Jadi kebetulan vaksin untuk HFMD itu belum ada di kita. Belum ada, artinya belum masuk di Indonesia," kata Edi dalam media briefing IDAI, dikutip Kamis (4/4/2024).
Selain itu, kata Edi, kehadiran vaksinasi tidak bisa serta merta tersedia di suatu negara apabila angka kesakitan dan kematian terhadap suatu penyakit masih rendah.
Sebagai contoh pada pandemi Covid-19 kemarin yang angka kematian dan kesakitannya begitu tinggi. Sehingga sangat penting adanya vaksinasi untuk melindungi imun tubuh dari rantai penyebaran Covid-19.
"Sehingga kalau dia misalnya penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian tinggi, pasti vaksinnya sudah dilakukan pembuatan, karena untuk mencegah kematian," paparnya.
Sementara itu, untuk angka kematian akibat flu Singapura ini masih tergolong rendah, meskipun telah mengalami kenaikan kasus yang signifikan di Indonesia.
Anak-anak yang terinfeksi flu Singapura hanya disarankan untuk tetap menjaga nutrisi dan isolasi selama 5 sampai dengan 7 hari hingga virusnya melemah serta tak bisa menularkan lagi ke orang lain.
Oleh karenanya, Edi menjelaskan bahwa kehadiran vaksin untuk flu Singapura ini masih belum begitu diperlukan karena bukan dalam kondisi yang darurat.
Namun, tidak menutup kemungkinan apabila ke depannya kasus flu Singapura semakin mewabah dan angka kematiannya tinggi, maka ketersediaan vaksin flu Singapura tentu akan dilengkapi di Indonesia.
"Jadi vaksinasi itu tidak mesti bisa dilakukan tergantung keperluannya. Jadi kalau dia memang penyakit yang menyebabkan banyak wabah, kematiannya tinggi, pasti sudah dilakukan penelitian untuk vaksinasi,” pungkasnya.
(NIA)