Tren Kasus Covid-19 Indonesia Turun Jelang Tutup Tahun
Tercatat per 15 Desember 2022 kemarin, positif Covid-19 harian sebanyak 1.935 kasus.
IDXChannel - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro melaporkan, tren konfirmasi Covid-19 mengalami penurunan dalam dua minggu terakhir. Tercatat per 15 Desember 2022 kemarin, positif Covid-19 harian sebanyak 1.935 kasus.
“Setelah lonjakan kasus Covid-19, puji syukur alhamdulillah kini telah menurun menggambarkan situasi masyarakat yang dinilai lebih siap untuk hidup berdampingan dengan virus ini,” kata Reisa saat Konferensi Pers secara virtual, Jumat (16/12/2022).
“Tergambar dari tren konfirmasi yang terpantau mengalami penurunan kasus per 15 Desember 2022 dimana sejak dua minggu terakhir terdapat penurunan jumlah kasus konfirmasi harian. Dari 5.025 menjadi 1.935 atau mengalami penurunan sekitar 40%,” paparnya.
Kemudian, kata Reisa, tren kasus aktif di Indonesia dalam dua minggu terakhir juga mengalami penurunan dari 59.819 kasus menjadi 38.137 kasus. Selanjutnya, jumlah pasien yang meninggal dunia pada 2 minggu terakhir juga mengalami penurunan dari sekitar 2,4% menjadi 2,3%.
Lebih lanjut, Reisa mengatakan keterisian rumah sakit Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) dalam seminggu terakhir juga mengalami penurunan. “Nah terkait dengan keterisian rumah sakit Covid-19 atau BOR nasional pada seminggu terakhir juga mengalami penurunan sebesar 2,14%. Lalu, apabila kita telaah tren positivity rate dalam dua minggu terakhir juga menurun dari 15,12% menjadi 5,86%.”
“Tentu angka-angka tersebut akan menggambarkan keadaan sebenarnya apabila kita semua terus bekerja sama untuk melakukan testing dan juga trasing yang jumlahnya memadai,” katanya.
Oleh karena itu, Reisa mengingatkan dan mengajak semua pihak mungkin yang saat ini sedang sakit atau ada yang mengalami gejala serta terindikasi Covid-19 walaupun ringan gejalanya sebaiknya segeralah melakukan pemeriksaan swab atau testing untuk memastikan kondisinya.
“Ingat makin cepat diketahui akan menghindari penularan antar keluarga, teman, dan masyarakat luas. Makin cepat diketahui akan semakin baik prognosisnya karena akan yang tepat. Berdasarkan informasi dari Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi DKI Jakarta diketahui bahwa orang-orang yang mengalami gejala berat atau fatal adalah mereka yang telat melakukan pemeriksaan PCR sehingga terlambat didiagnosis dan telat menjalani pengobatan,” paparnya.
(DES)