Varian Orthrus Tak Mengkhawatirkan, Ini Penjelasannya
Varian Orthrus pertama kali ditemukan itu di India, tepatnya pada 8 Juli 2022. Keberadaan varian ini hanya 6 persen di seluruh dunia.
IDXChannel - Sebanyak 30 kasus Orthrus ditemukan di DKI Jakarta beberapa hari lalu. Semuanya dilaporkan telah sembuh.
Menurut informasi yang disampaikan Ahli Kesehatan Profesor Zubairi Djoerban, total kasus Orthrus di Indonesia dari data Kementerian Kesehatan adalah 53 kasus.
Keberadaan varian Orthrus ternyata tidak terlalu berdampak pada kenaikan kasus Covid-19 secara keseluruhan di Indonesia secara umum. Apakah itu artinya varian ini tidak begitu mengancam keselamatan?
Dijelaskan Ahli Kesehatan Prof Zubairi Djoerban, varian Orthrus pertama kali ditemukan itu di India, tepatnya pada 8 Juli 2022. Keberadaan varian ini hanya 6 persen di seluruh dunia.
"Lumayan banyak di Inggris, Denmark, dan Singapura," terang Prof Zubairi Djoerban di Twitter resminya, dikutip MNC Portal, Jumat (24/2/2023).
Angka prevalensi yang kecil secara global ternyata membuat varian ini tidak cukup kuat memengaruhi kondisi pandemi global. Bahkan, Prof Beri, sapaan akrabnya, meyakini bahwa Orthrus tidak perlu dikhawatirkan akan menyebabkan gelombang baru.
"Meski punya kemampuan untuk menembus kekebalan tubuh, namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas Prof Beri.
Tapi, untuk mereka yang belum pernah terinfeksi Covid-19, kelompok lansia, komorbid, apalagi yang belum divaksin Covid-19, memang harus hati-hati.
Itu kenapa, Prof Beri menilai penggunaan masker masih penting. "Bagi saya penting," terangnya.
"Orthrus itu lebih menular, menghindari kekebalan dari vaksin dan infeksi alami-- meski gejalanya ringan. Jadi, masker melindungi diri kita maupun orang lain dari virus, selain corona," tambah Prof Beri.
(SAN)