News

Walau PPKM Dicabut, RI Belum Bebas dari Pandemi Covid-19

Raka Dwi Novianto 30/12/2022 16:28 WIB

Pemerintah resmi mencabut kebijakan PPKM, namun pencabutan ini bukan berarti Indonesia telah terbesas dari pandemi Covid-19.

Walau PPKM Dicabut, RI Belum Bebas dari Pandemi Covid-19 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), namun pencabutan ini bukan berarti Indonesia telah terbesas dari pandemi Covid-19.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat agar tidak menyalahartikan dicabutnya PPKM membuat pandemi covid-19 telah selesai. 

"Nah kemudian tidak berarti tolong dicatat betul, pandemi selesai. Jadi jangan sampai masyarakat kita distorsi, pemberhentian PPKM ini diartikan sebagai pandemi selesai," kata Tito di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/12/2022).

Tito menjelaskan bahwa PPKM merupakan bentuk pemerintahan untuk membatasi kegiatan masyarakat dalam mencegah penularan. Dirinya meminta masyarakat untuk tetap waspada pada pandemi covid-19.

"PPKM bentuk intervensi pemerintah dalam rangka bentuk membatasai kegiatan masyarakat untuk mencegah terjadinya penularan. Jadi bentuk intervensi, bukan bentuk pengumuman pandemi selesai," jelasnya.

"Intervensi ini dengan segala macam indikator yang baik. Intervensi inilah yang kemudian dicabut, sebagai gantinya kita tetap harus waspada, terhadap kerawanan penularan karena pandemi belum tuntas di tingkat," imbuhnya.

Selain itu, kata Tito, masyarakat masih dihimbau untuk menggunakan masker di tempat tertutup, tranportasi publik dan bagi yang mengalami gangguan akibat covid-19.

"Memang ada beberapa protokol kesehatan yang tetap kita dorong atau imbau atau kita ajak masyarakat terutama pemakaian masker lebih khusus di tempat-tempat tertutup. Di publik transportasi dan juga kepada anggota masyarakat yang mengalami symptom atau gejala ganggauan pernapasan, seperti batuk, pilek dan lain-lain," ungkapnya.

Pemerintah, lanjut Tito, ingin penggunaan masker menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat. Dan perlunya kesadaran jika sudah didapati gejala covid-19.

"Kita selama dua tahun lebih menggunakan masker ini, kita berusaha mengkapitalisasi memanfaatkan kebiasaan penggunaan masker juga membuat kebiasaan baru, habit baru. Seperti negara-negara maju, negara Jepang isalnya kalau anggota masyarakatnya ada yang kena gejala gangguan penapasan , batuk pilek, mereka secara sadar memakai masker agar tidak menulari orang lain," tutup Tito. (RRD)

SHARE