Wamenkes Sebut 59 Persen Dokter Spesialis Terkonsentrasi di Jawa
Wamenkes menyebut 59 persen dokter spesialis hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pemerintah pun membuka keran beasiswa untuk dokter spesialis daerah.
IDXChannel - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, menyebut 59 persen dokter spesialis hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pemerintah pun membuka keran beasiswa untuk dokter umum yang ingin melanjutkan pendidikan dokter spesialis.
“59 persen dokter spesialis masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, di Pulau Jawa. Sehingga kita melakukan kegiatan untuk memberikan beasiswa juga dengan sistem afirmasi kepada dokter-dokter terbaik di daerah,” ujar Dante dalam dialog FMB9, Selasa (17/9/2024).
Dante menjelaskan beasiswa yang diberikan menggunakan skema Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan bantuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun dengan syarat harus kembali ke daerahnya untuk mengabdi dan bekerja sebagai dokter spesialis.
“Beasiswa dengan menggunakan skema LPDP dan bantuan beasiswa Kementerian Kesehatan 1 tahun sekitar 3.000 beasiswa yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dengan LPDP untuk memberikan biaya hidup kepada dokter umum yang ingin melanjutkan dokter spesialis dengan syarat harus kembali lagi ke daerahnya untuk mengabdi dan bekerja sebagai dokter spesialis,” tuturnya.
Meski begitu, Dante menegaskan dokter spesialis bukan garda terdepan bagi pasien, tapi dokter umum. “Dokter umumnya saat ini jumlah dokter umum yang ada di Indonesia itu sekitar 150 ribu orang. Kita masih kekurangan 120 ribu orang lagi,” kata dia.
Dante mengatakan rasio yang diharapkan bisa dicapai berdasarkan World Health Organization (WHO) yaitu satu dokter untuk 1.000 penduduk. “Tadi sudah disampaikan bahwa rasionya adalah 0,47 per 1.000 penduduk. Nah, 120 ribu ini harus terpenuhi secepat mungkin,” ujarnya.
Sebab, pendidikan dokter umum dari fakultas kedokteran di Indonesia hanya menghasilkan 12.000 orang dalam satu tahun. Dante memproyeksi jika pemerintah tidak melakukan apapun, maka angka tersebut baru tercapai dalam 10 tahun.
(Febrina Ratna)