Wapres Minta Malaysia Tingkatkan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Wapres Ma’ruf Amin mendorong Malaysia untuk meningkatkan perlindungan WNI, khususnya para pekerja migran Indonesia (PMI) di negeri Jiran itu.
IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mendorong Malaysia untuk meningkatkan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya para pekerja migran Indonesia (PMI) di negeri Jiran itu.
Hal itu diungkapkan Wapres saat menerima kunjungan Ketua Dewan Rakyat Malaysia Tan Sri Dato’ Johari Abdul di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Selasa (8/8/2023).
“Mengenai perlindungan WNI, terima kasih atas perhatian Pemerintah Malaysia kepada permasalahan Warga Negara Indonesia, khususnya kepada pekerja migran Indonesia. Saya ingin menitipkan mengenai upaya perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia,” ungkap Wapres.
Menurutnya, saat ini masih banyak kasus yang menyangkut pekerja Indonesia di Malaysia, sehingga ia mengharapkan implementasi sepenuhnya dari MoU mengenai Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Sektor Domestik di Malaysia.
“Penyelesaian kasus-kasus pekerja migran Indonesia secara adil, pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak pekerja migran, termasuk pendirian Community Learning Centre khususnya di Semenanjung,” pintanya.
Selain itu, Wapres mengharapkan cara pandang terhadap pekerja migran Indonesia harus bertolak dari rasa saling membutuhkan (demand and supply), di mana Malaysia membutuhkan tenaga kerja dan Indonesia menyediakannya.
“Keberadaan para pekerja migran Indonesia penting sekali untuk berkontribusi bagi perekonomian Malaysia dan juga merekatkan hubungan antarmasyarakat kita,” tuturnya.
Oleh sebab itu, lanjut Wapres, yang terpenting harus dilakukan oleh kedua negara saat ini adalah memastikan skema yang jelas terkait perekrutan, sehingga semua pekerja migran Indonesia dapat masuk ke Malaysia secara legal.
“Kemudian juga pengawasannya, penegakan hukum yang adil, saya kira ini yang perlu sekali lagi untuk dilakukan penataan ulang,” tegasnya.
Terakhir, Wapres mengharapkan Parlemen Malaysia dapat mendorong pembentukan mekanisme khusus bilateral untuk WNI, khususnya bagi para TKI.
“Hal ini sesuai hasil kesepakatan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam pertemuan di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu,” tandasnya.
Menanggapi pernyataan Wapres, Ketua Dewan Rakyat Malaysia Tan Sri Dato’ Johari Abdul menyepakati agar kerja sama dalam bidang SDM antara Indonesia dan Malaysia dapat terus ditingkatkan, khususnya yang menyangkut anak muda.
“Sebagai anggota parlemen, saya juga sedang memikirkan bagaimana kita harus meningkatkan peran anak muda. Saya kira ini penting di mana harus ada proses untuk melatih anak-anak muda untuk mengambil alih negara kita dengan lebih bersatu, lebih berkeyakinan, dan lebih berpikiran terbuka, tidak hanya dalam negara tetapi juga berpikir antarbangsa,” ungkapnya.
Di antara Indonesia dan Malaysia, Dato’ Johari juga mengharapkan ada kerja sama pendidikan untuk para pelajar dan karyawan kedua negara agar saling memahami dan tumbuh rasa saling menyayangi satu sama lain.
“Saya kira apa yang diusahakan Indonesia dan Malaysia dalam upaya peningkatan kualitas SDM ini dapat seiring,” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI dengan visa Pas Lawatan Kerja Sementara (PLKS) 395 ribu, visa ekspat 5 ribu, visa/izin tinggal lain (residen, keluarga, pelajar/mahasiswa, dan lain-lain) 85 ribu, sehingga totalnya mencapai sekitar 485 ribu. Sehingga total jika dijumlahkan dengan WNI undocumented kemungkinan mencapai 1,2 juta atau 1,5 juta.
Sementara dalam bidang pendidikan, hingga tahun 2022, khususnya di Semenanjung, telah terdapat 32 Sanggar Belajar (SB). Jumlah siswa Indonesia sebanyak 1.173 pelajar, terdiri dari 1.102 pelajar SD dan 71 pelajar SMP. Sedangkan, SB yang akan didirikan dalam waktu triwulan pertama 2023 sebanyak 19 SB yang diharapkan dapat menyerap 1.105 pelajar SD dan SMP.
Selain itu, hingga tahun 2022, terdapat 409 Community Learning Centre (CLC) di Sabah dan Sarawak. Jumlah siswa Indonesia sebanyak 18.833 pelajar, terdiri dari 13.889 pelajar SD dan 4.944 pelajar SMP. CLC yang mendapatkan permit adalah CLC Ladang sebanyak 113 dari 409 CLC.
Adapun mahasiswa Indonesia di Malaysia sebanyak 10.280 pelajar (2021). Sementara pelajar Malaysia di Indonesia (2019) berjumlah 2.863 orang dengan rincian self-sponsored 2.005 orang dan beasiswa 858 orang.
(YNA)