News

Waspada Bencana Hidrometeorologi 2023: Banjir, Kekeringan hingga Karhutla

Binti Mufarida 18/10/2022 13:33 WIB

BMKG mengingatkan agar pemerintah mewaspadai bencana hidrometeorologi basah dan kering yang akan terjadi pada 2023, seperti banjir, kekeringan hingga karhutla.

Waspada Bencana Hidrometeorologi 2023: Banjir, Kekeringan hingga Karhutla. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar pemerintah mewaspadai bencana hidrometeorologi basah dan kering yang akan terjadi pada 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mewanti-wanti semua pihak untuk bersiap menghadapi terjangan bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan tahunan pada 2023 yang diprakirakan melebihi rata-ratanya atau melebihi batas normalnya di sebagian wilayah Indonesia.

Bahkan tetap perlu waspada dan siaga terhadap peningkatan potensi kekeringan dan karhutla di beberapa wilayah rawan. Dia pun meminta kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait harus segera melakukan mitigasi dan langkah antisipatif terhadap potensi jumlah curah hujan tahunan 2023 yang diprediksi berpotensi melebihi rata-ratanya.

Sebab, hal itu dapat memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. “Semua perlu dalam kondisi siaga dan waspada Bahkan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan perlu pula ditingkatkan terhadap peningkatan potensi kekeringan dan karhutla di sebagian wilayah Indonesia,” jelas Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (18/10/2022).

Dwikorita mengatakan pemerintah pusat maupun daerah juga harus tetap terus meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas yang memadai pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.

“Selain itu juga perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau,” paparnya. 

Berdasarkan pandangan Iklim tahun 2023 (Climate Outlook 2023) BMKG, sepanjang tahun depan bakal ada potensi gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO yang diprakirakan berada pada fase netral. Di sisi lain, tidak terjadi La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah maupun El Nino yang merupakan pemicu anomali iklim kering.

Demikian juga dengan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan gangguan iklim dari Samudra Hindia, diprediksi akan berada pada fase netral pada 2023.

Berdasarkan hasil pantauan dan prediksi BMKG, kondisi suhu muka laut di wilayah Indonesia pada September hingga November 2022 dalam kondisi hangat. Kemudian diprediksi akan menurun menuju kondisi normal mulai Desember 2022 hingga Mei 2023.

(FRI)

SHARE