Waspada Kasus Covid-19 Meningkat karena Varian Baru, Sehari 30-40 Terkonfirmasi Positif
Data per 6 Desember 2023 menunjukkan rata-rata kasus harian positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 30 hingga 40 kasus.
IDXChannel - Indonesia mewaspadai penyebaran kembali Covid-19, dengan adanya varian baru EG.5 dan EG.2. Pasalnya, kasus positif Covid-19 mulai meningkat di dalam negeri.
Data per 6 Desember 2023 menunjukkan rata-rata kasus harian positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 30 hingga 40 kasus. Lonjakan kasus ini juga terjadi di Singapura dan Malaysia, dengan kenaikan kasus positif di Malaysia mencapai 57,3%.
Pemerintah pun meminta masyarakat untuk melakukan tes Antigen jika mengalami gejala Covid-19, seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, kelelahan, dan gangguan pernapasan.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meski status pandemi berakhir, disebut oleh World Health Organization (WHO) bahwa masyarakat masih harus hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Dalam beberapa pekan terakhir ada tren peningkatan kasus secara perlahan, yang tadinya di bawah 10 kasus per minggu, meningkat menjadi 15-40 secara fluktuatif, dan mulai pertengahan November, angka jumlah kasus terkonfirmasi positif bisa mencapai 20-40 kasus per hari," kata dia dalam IDX Channel Market Review Live di Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Dari data 26 November hingga 2 Desember 2023, terdapat 237 kasus konfirmasi positif Covid-19.
"Sama seperti di banyak negara, kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia mengalami peningkatan, ini biasanya disebabkan oleh varian baru," ujar Siti.
"Ada beberapa subvarian dari Omicron yang mulai mendominasi, menggantikan subvarian lama. Saat ini yang menjadi penyebab lonjakan kasus di Singapura, misalnya adalah varian EG.5," imbuh dia.
WHO sendiri menaikkan status varian Eg.5 dari tadinya sebagai varian under monitoring menjadi variant of interest, dengan variannya tetap Omicron. Siti menyebut bahwa varian Omicron telah banyak bermutasi.
"Subvarian baru ini, karena dia turunan Omicron, maka polanya sama. Omicron lebih cepat menular daripada varian Delta, tapi tingkat vatalitasnya lebih rendah," tutur Siti.
"Meski ada peningkatan kasus tapi tidak menjadi kekhawatiran karena jika dibandingkan situasi pandemi yang satu hari bisa 50 ribu kasus, dengan puncaknya 500 ribu kasus per minggu, ini levelnya masih aman karena angka 1.000 pun tidak sampai dalam seminggu," sambungnya.
Mengenai ini, pemerintah pun meminta masyarakat agar tidak lengah. Dia mengatakan bahwa polanya sama dari data Kemenkes, angka kematian masih 0-3 kasus per minggu, situasi yang sama ketika Indonesia mencabut status pandemi.
"Tingkat keterisian rumah sakit juga hanya sebesar 0,06%, dan tingkat perawatan ICU hanya 0,03%," ucapnya.
(RNA)