47 Jamaah Haji RI Wafat di Tanah Suci
Jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat di penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M kembali bertambah menjadi 47 orang.
IDXChannel - Jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat di penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M kembali bertambah. Dengan penambahan ini, maka total jamaah haji yang meninggal dunia hingga saat ini sebanyak 47 orang.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, puluhan jamaah wafat akan dibadalhajikan.
"Jamaah yang wafat saat ini berjumlah 47 orang, dengan rincian, wafat di Embarkasi empat orang, di Madinah 16 orang, di Makkah 25 orang dan di Bandara dua orang. Seluruh jamaah wafat akan dibadalhajikan," kata Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Berdasarkan laporan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Rabu, 5 Juni 2024 pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Kamis, 06 Juni 2024 pukul 01.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), jamaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 183.486 orang yang terbagi dalam 468 kelompok terbang di Makkah.
Pada hari ini, Kamis 6 Juni 2024 terdapat 20 kelompok terbang, dengan jumlah 7.437 jamaah akan diterbangkan ke Jeddah.
Sementara itu, menjelang berakhirnya fase kedatangan jamaah haji (closing date) pada 10 Juni 2024 mendatang, kondisi Masjidil Haram saat ini semakin padat oleh jamaah dari berbagai belahan dunia khususnya pada saat salat lima waktu.
Kondisi ini berdampak pula pada penumpukan jamaah di Terminal Syib Amir menunggu antrean bus shalawat yang akan mengantar mereka kembali ke hotel setelah beribadah.
"Akibatnya, jamaah mengalami cukup kelelahan menunggu bus di terminal yang menjadi terminal sebagian besar bus shalawat jamaah Indonesia,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda.
Widi menyampaikan, untuk menghindari kepadatan jamaah di terminal bus, jamaah agar mengatur waktu kembali ke hotel, 30 menit -1 jam setelah salat.
Selain itu, ia berpesan, ketika pulang salat Zuhur atau Ashar, jamaah agar mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa payung atau topi lebar untuk menghindari paparan langsung sinar matahari dan memicu dehidrasi di terminal.
Namun, untuk kemaslahatan jamaah, ia mengatakan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jamaah agar salat fardu dan ibadah sunnah lainnya dilakukan di musala hotel dan masjid yang berada di sekitar hotel.
“Salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidil Haram. jamaah juga agar tidak melakukan umrah berkali-kali sebelum puncak haji, keberadaan jamaah di Tanah Suci saat ini bukan untuk umrah berkali-kali tapi untuk berhaji yang membutuhkan ketahanan fisik terutama saat menjalani puncak haji mendatang,” ucap dia.
Bagi jamaah yang baru tiba di Makkah, ia menambahkan, pelaksanaan umrah wajib dilakukan setelah cukup beristirahat dan mengatur waktu yang cukup leluasa bagi pelaksanaan umrah wajib di tengah kondisi masjid yang sangat padat, waktunya dikoordinasikan ketua kloter.
“Umrah wajib bagi jamaah lansia, risiko tinggi, jamaah sakit dan jamaah menggunakan kursi roda sebaiknya dilaksanakan setelah selesainya jamaah yang lain kecuali jamaah yang memiliki pendamping,” ujarnya.
“Untuk menjaga kelancaran prosesi umrah wajib, Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jamaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter,” pungkasnya.
(YNA)