Bank Syariah Gunakan Konsep Akad Murabahah, Begini Rukun dan Syaratnya
Dalam perbankan syariah, suatu perjanjian kerja sama yang paling umum dilakukan yaitu akad murabahah.
IDXChannel - Murabahah adalah salah satu akad muamalah dalam bentuk jual beli. Berasal dari kata dasar ribh yang artinya keuntungan, laba, tambahan (margin).
Menurut Wahbah az-Zuhaili, pengertian murabahah adalah jual beli dengan harga pokok dan tambahan keuntungan sesuai dengan yang sudah disepakati antara penjual dan pembeli.
Dalam perbankan syariah, suatu perjanjian kerja sama yang paling umum dilakukan yaitu akad murabahah. Penerapan akad ini diterapkan melalui mekanisme jual beli barang margin sebagai keuntungan yang akan diperoleh bank.
Karena pada saat ini masyarakat banyak beralih kepada layanan perbankan syariah yang dinilai dapat menjaga kepercayaan finansial dan sesuai dengan prinsip syariah yang menjadi dasar sistemnya. Salah satu prinsip dalam perbankan syariah tersebut adalah murabahah.
Rukun dan syarat akad murabahah
Sama halnya dengan rukun dan syarat jual beli pada umumnya yaitu penjual, pembeli, sighat, serta barang atau sesuatu yang diakadkan. Mengutip buku Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah karya Drs. Zainul Arifin, MBA., ada rukun dan syarat yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam melakukan akad murabahah.
Mengutip laman LinkAja, Jumat (14/10/2022), berikut rincian dari rukun akad murabahah:
Pihak yang berakad (Al-a’qidain), di antaranya ada penjual, pembeli, dan pemasok.
1. Penjual (ba’i)
Penjual dalam jual beli murabahah adalah pihak bank. Secara teknis, biasanya pihak bank bertugas untuk membeli barang sesuai dengan permintaan nasabah atas nama bank itu sendiri. Namun terkadang bank juga menggunakan media akad wakalah dalam pembelian barang. Akad wakalah terjadi ketika nasabah membeli sendiri barang yang diinginkan atas nama bank.
2. Pembeli (musytari)
Pembeli dalam akad murabahah adalah nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan ke bank. Pembeli memiliki hak untuk memilih barang sesuai dengan apa yang ia kehendaki.
Objek akad (mabi’)
Dalam objek akad ini tentu adanya wujud serta harga barang yang diperjualbelikan. seperti rumah, tanah, mobil, motor dan sebagainya.
Akad (sighat al-a’qad)
Serah terima atau ijab qobul, biasanya memuat tentang spesifikasi barang yang diinginkan nasabah dan kesediaan pihak bank syariah dalam pengadaan barang. Pihak bank juga harus memberitahukan harga asli pembelian dan jumlah keuntungan yang ditawarkan kepada nasabah. Kemudian untuk ketentuan lamanya angsuran bisa dilakukan setelah kesepakatan murabahah.
Kemudian untuk syarat sah nya akad murabahah antara lain, penjual harus jujur menginformasikan harga pokok kepada kembeli; dilakukan sesuai rukun dan prinsip Islam; bebas riba; serta adanya transparansi antara penjual dan pembeli.
(DES/ Rita Hanifah)