SYARIAH

BRIN Kembangkan Deteksi Autentikasi Halal Metode Cepat

Inin Nastain/Kontributor 01/04/2022 21:21 WIB

BRIN kembangkan metode cepat deteksi autentikasi halal, substitusi bahan halal, dan pengembangan produk berbasis laut.

BRIN Kembangkan Deteksi Autentikasi Halal Metode Cepat(Dok.MNC)

IDXChannel -  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga riset di Indonesia dinilai mempunyai peran yang besar dalam mendukung terwujudnya ekosistem industri halal di Indonesia. 

Sejalan dengan itu, BRIN melakukan penelitian dan pengembangan terkait produk halal yakni deteksi autentikasi halal, substitusi bahan halal, dan pengembangan produk berbasis laut.

Terkait deteksi autentikasi halal, Plt. Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Satriyo Krido Wahono mengungkapkan, selama ini untuk mendeteksi kandungan halal di dalam sebuah produk masih menggunakan prosedur standar yakni melalui DNA. Karena itulah, BRIN berupaya melakukan penelitian untuk menemukan metode cepat dalam melakukan deteksi autentikasi halal.

“Saat ini kita sedang memetakan berbagai prosedur yang ada dengan alat yang dimiliki BRIN dan mencoba menyederhanakannya,” kata Satriyo.

Dikatakan Satriyo, saat ini BRIN telah melakukan penelitian deteksi cepat terhadap lemak babi di dalam lemak susu dengan menggunakan spektroskopi FTIR, dan deteksi daging anjing dalam bakso sapi dengan menggunakan RT-PCR. Ke depan, BRIN akan melakukan berbagai penelitian deteksi halal seperti deteksi halal produk makanan melalui analisis metabolomic, deteksi cepat kehalalan produk berbasis asam lemak pada produk daging dan susu.

“Di samping itu, akan dilakukan deteksi porcine gelatin pada produk kosmetik komersial non label halal MUI melalui proteomics,” papar dia.

Plt. Direktur Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset dan Kawasan Sains dan Teknologi BRIN Tjahjo Pranoto mengatakan, saat ini BRIN telah memiliki 3 fasilitas deteksi autentikasi produk halal yang berada di Cibinong, Serpong, dan Yogyakarta.

“Dalam pendataan kami, ada fasilitas di Cibinong, di Gunung Kidul, Klayen ya. Dan juga Serpong. Ini alat-alat ini terus kita update ya. Kalau dulu kita orientasinya layanan, sesuai dengan kebutuhan pasar, sekarang ditingkatkan jadi orientasi riset, orientasi temuan, inovasi. Sehingga fasilitas yang dibutuhkan jauh harus lebih canggih,” jelas dia. 

Peneliti Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia BRIN Andi Febrisiantosa, menegaskan, peneliti di Indonesia sejatinya memiliki kemampuan untuk melakukan sejumlah riset. Dengan demikian, Indonesia akan bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.

“Kita memiliki kemampuan. apalagi sekarang sudah difasilitasi oleh BRIN dengan membangun fasilitas riset yang memang kita menyadari, apabila kita melirik ke negara tetangga, kita perlu berlari. Mengejar ketertinggalan,” beber dia.

(IND) 

SHARE