SYARIAH

Industri Perbankan Syariah Diproyeksi Lanjutkan Pertumbuhan Positif di 2022

Oktiani Endarwati 15/12/2021 15:23 WIB

Industri perbankan syariah pada 2022 diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan positif.

Industri Perbankan Syariah Diproyeksi Lanjutkan Pertumbuhan Positif di 2022 (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Prospek pertumbuhan industri perbankan syariah pada 2022 diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan positif baik di sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun penyaluran pembiayaan. 

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya I mengatakan, kinerja perbankan syariah utamanya didorong oleh pemulihan ekonomi dan tren halal lifestyle yang mendukung pengembangan ekonomi syariah. BSI memperoyeksi pada tahun 2022 himpunan DPK akan tumbuh 11,53%. 

"Ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terkait gaya hidup halal, pengembangan digital banking yang memudahkan masyarakat untuk membuka rekening dan melakukan transaksi. Kemudian sinergi dengan stakeholder ekonomi syariah dari berbagai segmen turut mendorong pertumbuhan DPK industri perbankan syariah," ujarnya dalam diskusi Sharia Economic Outlook 2022, Rabu (15/12/2021).

Dia melanjutkan, untuk penyaluran pembiayaan diproyeksi akan tumbuh sebesar 7,25% pada tahun 2022. Pertumbuhan penyaluran pembiayaan juga didukung oleh fokus pemerintah terhadap 7 sektor prioritas yakni kesehatan, sosial, energi, pendidikan, infrastruktur, teknologi informasi dan pangan. 

"Ini didorong oleh pemulihan permintaan di sektor ritel, pemulihan industri manufaktur dan pertumbuhan industri halal terutama halal food dan halal cosmetics," jelasnya.

Meski begitu, masih ada sejumlah tantangan dalam pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

Banjaran menuturkan, secara daya saing maupun jumlah, keberadaan bank syariah di tengah masyarakat masih jauh tertinggal dari bank konvensional. 

Sementara dari jangkauan jaringan, share outlet bank syariah terhadap bank umum baru mencapai 7,7% di tahun 2020.

"Artinya, dari 1 juta penduduk hanya dilayani oleh 9 cabang dibandingkan bank umum 114 cabang," ungkapnya.

Banjaran melanjutkan, tingkat literasi dan inklusi terhadap bank syariah juga masih rendah. Literasi bank syariah hanya sebesar 8,9% dibandingkan bank konvensional yang sebesar 37,7%. Sedangkan tingkat inklusi bank syariah 9,1% dibanding bank konvensional yang sebesar 75,3%. 

"Meski demikian, masih banyak potensi yang bisa digali di industri perbankan syariah. Potensi pertumbuhan bank syariah di Indonesia didukung populasi Muslim terbesar di dunia. Potensi ini juga didukung industri halal yang diperkirakan akan terus bertumbuh pada tahun depan," jelasnya.  

(IND) 

SHARE