SYARIAH

Ini Strategi Dagang Ala Nabi Muhammad SAW

Fariza Rizki 19/04/2021 12:36 WIB

Nabi Muhammad dapat melakukan sistem one brand for all tetapi dengan positioning yang berbeda.

Ini Strategi Dagang Ala Nabi Muhammad SAW (FOTO:MNC Media)

IDXChannel  – Strategi marketing untuk mengenalkan produk kepada khalayak dengan tepat harus dilakukan pengusaha untuk mendapat keuntungan. Ketika ada seorang pembeli yang datang atau membeli produk untuk kedua kalinya, berarti dia menemukan sesuatu yang lebih pada usaha tersebut. 

Namun, apabila setiap harinya pengusaha hanya melihat pembeli yang berbeda-beda, maka dia harus bersiap untuk berbenah. Hal tersebut karena pengusaha belum memiliki sesuatu yang dapat membuat seseorang membeli lagi, apalagi untuk mengajak teman-temannya. 

Dalam marketing sebuah produk harus mempunyai bargaining position. Bargaining position adalah nilai penawaran yang dimiliki oleh sebuah produk. Semakin dikenal produk tersebut, maka semakin tinggi pula nilai bargaining position yang dimiliki. 

Pengenalan produk termasuk ke dalam konsep narketing nix atau bauran pemasaran, yaitu sebuah tingkatan yang menggabungkan elemen penting pemasaran, seperti keunggulan produk, penetapan harga, pengemasan produk, periklanan, persediaan barang, distribusi dan anggaran pemasaran. 

Dikutip dari buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Jumat (16/4/2021), Nabi Muhammad SAW telah menerapkan konsep bauran pemasaran dalam kegiatan berdagangnya di abad 7 masehi. Salah satunya dalam strategi untuk mengenalkan produk kepada pembelinya. 

Konsep yang pertama, Nabi Muhammnad SAW selalu menjelaskan dengan baik kepada semua pembelinya mengenai kelebihan dan kekurangan produk yang dijual. Beliau bersabda: 

"Dua orang yang berjual beli, masing-masing mempunyai hak pilih (untuk meneruskan jual beli atau tidak) selama keduanya masih belum berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan (keadaan barang yang diperjualbelikan), maka keduanya mendapat berkat dengan jual beli mereka, tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan cacat, hilanglah berkat jual beli mereka" (HR Muslim, dari Hakim bin Hizam Ra.). 

Kejujuran memegang peranan utama dalam perniagaan Nabi Muhammad. Kejujuran adalah cara yang paling murah walau dirasa sangat sulit dan telah menjadi barang yang sangat langka. 

Dengan selalu jujur pada konsumen mengenai baik buruknya atau kekurangan dan kelebihan suatu produk akan membuat konsumen percaya pada perusahaan. Mereka tidak akan merasa dibohongi dengan ucapan pengusaha. 

Disisi lain, Nabi Muhammad ternyata sudah mempraktikkan konsep targeting dalam kegiatan perdagangannya dahulu kala. 

Nabi Muhammad melakukan targeting yang berbeda dengan teori targeting yang hanya memfokuskan pada satu segmen atau komunitas. Nabi Muhammad dapat memasuki semua segmen yang ada di semenanjung Arabia. Bahkan beliau melakukan targeting mulai dari kalangan raja-raja sampai pada budak-budak pada masa itu. 

Nabi Muhammad dapat melakukan sistem one brand for all tetapi dengan positioning yang berbeda. Beliau memang melakukan targeting pada awalnya, tapi kemudian mengarah pada semua segmen yang ada. Muhammad mampu melakukan one on one marketing yang merupakan segmen terkecil dari sebuah pasar. 

Setiap individu yang ada dapat djadikan target market oleh Nabi Muhammad. Beliau mampu menjadi sosok yang dihormati di kalangan pengusaha saat itu. Semua ucapan dan perbuatannya selalu diteladani dan dijadikan contoh bagi orang lain. Nabi Muhammad telah melakukan targeting tidak hanya secara bisnis, tapi juga secara personal. 

Langkah ini menghasilkan costumer life time value (nilai yang bisa didapatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu) dan berujung pada long term relationship (hubungan jangka panjang).

(SANDY)

SHARE