SYARIAH

Intip Tradisi Unik di Indonesia Sambut Bulan Suci Ramadan

Desi Angriani 16/03/2023 22:56 WIB

Sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi unik masing-masing dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.

Intip Tradisi Unik di Indonesia Sambut Bulan Suci Ramadan (Foto: Ist)

IDXChannel - Masyarakat Indonesia identik dengan keragaman budaya dan tradisi. Bahkan, sejumlah daerah memiliki tradisi unik masing-masing dalam menyambut kedatangan bulan suci.

Dikutip dari Sindonews, Kamis (16/03/23) ada beberapa tradisi menyambut bulan suci Ramadan di Tanah Air dengan ciri khas masing-masing. 

1. Munggahan

Tradisi munggahan ini biasanya dilakukan H-1 puasa yang dilakukan oleh hampir sebagian masyarakat Indonesia, khususnya daerah Pulau Jawa. Mereka akan mengadakan makan bersama keluarga, saudara dan teman, atau mempersiapkan hal-hal untuk sahur atau berpuasa. Termasuk juga membersihkan rumah untuk kunjungan keluarga, dan lainnya.

2. Berziarah

Berziarah ke makam keluarga atau kerabat dekat menjelang Ramadan sudah ada sejak zaman Wali Songo dan masih dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang. Hal ini bertujuan untuk selalu mengingat kematian dan menambah semangat dalam beribadah.

3. Tradisi Meugang

Tradisi ini menjadi ciri khas masyarakat Aceh menjelang puasa yakni menyembelih kerbau dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat fakir miskin. Biasanya kerbau dibeli secara patungan. 

4. Tradisi Pacu Jalur dan Balimau Kasai

Tradisi ini berasal dari Riau atau tepatnya Warga Kabupaten Kuantan Singingi menjelang Ramadan. Mereka melaksanakan Pacu Jalur atau acara lomba dayung dan ditutup dengan bersuci yang dikenal dengan istilah Balimau Kasai.

5. Tradisi Kue Apem

Kata apem diambil dari kata afwan dalam bahasa arab yang berarti maaf. Dengan memakan kue ini sebagai tanda permintaan maaf kepada keluarga atau kerabat, teman-teman dan tetangga. Makan kue apem dilakukan kemudian saling minta maaf dan dilanjutkan dengan tahlil. 

Di daerah Jawa Tengah terdapat banyak tradisi untuk menyambut Ramadan, di antaranya  daerah Banyumas, ada tradisi Perlon Unggahan dan tradisi Pisowanan. 

Tradisi Perlon Unggahan menyiapkan berbagai jenis makanan terutama nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur becek. Untuk dua menu serundeng sapi dan sayur becek harus disiapkan oleh 12 laki-laki, karena harus sesuai dengan jumlah kambing yang akan disembelih.

Tradisi Pisowanan, yaitu berziarah ke makam tokoh besar/ agama di Banyumas dan menyediakan makanan untuk peserta ziarah, tujuannya untuk mempererat silaturahmi warga Banyumas ketika menjelang puasa.

Selanjutnya daerah Solo, ada tradisi Nyadran, berziarah atau mengunjungi 3 makam tempat leluhur mereka dikebumikan dan keluarga besar itu harus berjongkok atau bersila di depan makam leluhur. Hal ini bertujuan agar dosa orang yang sudah wafat diampuni.

Kemudian Klaten, Boyolali, Salatiga dan Yogyakarta melakukan upacara berendam atau mandi di sumur atau di sumber mata air keramat yang dikenal dengan istilah "Padusa". Hal ini bertujuan agar jiwa dan raga bersih secara lahir dan batin untuk melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan. 

Tradisi unik menyambut Ramadan berikutnya di Semarang. Dikenal dengan tradisi Dugderan yakni suara bedug masjid yang ditabuh berkali-kali dengan suara dentuman meriam yang berbunyi secara bersamaan. Tradisi yang dilakukan 1-2 minggu sebelum puasa ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. 

(DES/ Alya mardiyatul)

SHARE