Jangkau Komunitas Muslim Dunia, Alquran Bahasa Isyarat Produksi Indonesia Segera Dicetak
Mushaf Alquran bahasa Isyarat juga akan dicetak di Madinah, sebagai bentuk dukungan dalam penyebarluasan Alquran bagi penyandang disabilitas di dunia.
IDXChannel - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya memperluas akses layanan publik yang ramah disabilitas salah satunya adalah penyusunan mushaf Alquran bahasa Isyarat 30 juz.
Nantinya mushaf Alquran bahasa Isyarat juga akan dicetak di Madinah, Arab Saudi sebagai bentuk dukungan dalam penyebarluasan Alquran bagi penyandang disabilitas di komunitas muslim dunia.
"Pak Suyitno Balitbang bercerita, dia berbincang dengan Atase Pendidikan Arab Saudi yang berminat untuk menyebarluaskan produk dari kita sebagai Alquran isyarat untuk komunitas muslim di dunia, kami dibantu dicetak di Arab Saudi," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani usai pembukaan Ramadan Show 2024 "Alquran For All" di Kemenag, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).
"Kita juga meminta bantuan kepada seluruh pencetak-pencetak Alquran di dalamnya adalah pencetak Alquran terbesar di dunia yang ada di Madinah yang akan menerbitkan Quran berbahasa isyarat, mushaf isyarat," katanya.
Sementara itu, Kepala Balitbang Kemenag, Suyitno mengungkapkan bahwa mushaf Alquran Isyarat selain dalam bentuk fisik atau hard copy, juga hadir dalam format digital dan dapat diakses melalui aplikasi Pusaka Superapps Kemenag.
"Menurut informasi yang kami terima ini yang pertama belum ada sebelumnya. (Alquran) Braile sudah ada tapi kalau (Alquran) isyarat ini yang pertama. Kita sudah punya model dua, bentuknya hard copy dan android dua-duanya bisa kita lihat di aplikasi Pusaka Superapps Kemenag," katanya.
Pada kesempatan itu juga, pihaknya turut meluncurkan "Iqra'na Alquran for All". Iqra'na adalah buku panduan praktis membaca Alquran braille, untuk para penyandang disabilitas sensorik netra (PDSN) yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kemenag.
Iqra'na disusun atas permintaan masyarakat, khususnya para penyandang tuna netra agar pemerintah membuat buku metode pembelajaran membaca Alquran braille sebagaimana orang yang dapat melihat (awas) yang mempunyai metode Qiroaati, Iqro, dan banyak sekitar metode-metode yang lain.
"Iqra'na sebuah media pembelajaran yang berbasis sentuhan yang diharapkan dapat dengan mudah digunakan oleh para penyandang disabilitas sensorik netral untuk belajar Alquran braille," kata Ali.
Selain itu, Iqra'na juga diharapkan dapat membuka kemungkinan yang lebih besar dan luas terhadap adanya pembelajaran Alquran secara inklusif. Dimana para penyandang disabilitas dapat belajar bersama dengan kelompok Masyarakat umum lainnya baik di lingkungan formal maupun informal.
Serta dapat menjadi persoalan akan rendahnya literasi Alquran, di kalangan penyandang disabilitas. Terutama akibat keterbatasan akses pembelajaran Alquran yang kini dapat diatasi.
"Kehadiran produk literasi Alquran untuk penyandang disabilitas sekaligus ikhtiar untuk menjalankan pertama jalan road map yang telah rumuskan kemenag dalam mewujudkan arah kebijakan bagi penyelenggaraan pendidikan Islam yang inklusif. Pendidikan untuk semua yang telah diratifikasi dapat diwujudkan dengan baik," tutupnya.
(NIY)