SYARIAH

Ma'ruf Amin Salat Idul Fitri 1444 H di Masjid Istiqlal

Binti Mufarida 18/04/2023 08:20 WIB

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin dipastikan akan melaksanakan salat Idul Fitri (Salat Id) 1444 H di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Ma'ruf Amin Salat Idul Fitri 1444 H di Masjid Istiqlal. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin dipastikan akan melaksanakan salat Idul Fitri (Salat Id) 1444 H di Masjid Istiqlal, Jakarta. Ini merupakan kali kedua Wapres melaksanakan Salat Id di Masjid Istiqlal setelah pandemi Covid-19 membaik.

Kepastian itu diungkapkan Wapres usai melakukan kunjungan kerja di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. 

“Lebaran saya di Jakarta, insya Allah salatnya di Istiqlal,” kata Wapres dikutip dari keterangannya, Selasa (18/4/2023).

Sementara itu, pelaksanaan Salat Id masih akan menunggu hasil sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada 29 Ramadan atau 20 April 2023.

Pada kesempatan lain, Wapres meminta umat Islam tidak mempermasalahkan perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H. Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan Lebaran pada 21 April 2023. Namun, pemerintah termasuk Nahdlatul Ulama (NU) masih menunggu hasil sidang Isbat.

Wapres meminta umat muslim di Indonesia untuk menyikapi perbedaan tersebut dengan toleransi sesuai keyakinannya masing-masing.

“Maka, yang ditempuh adalah adanya sikap bisa toleransi antara dua kelompok ini untuk masing-masing. Ya Lebaran sesuai dengan keyakinannya, dengan hitungannya. Jadi, bahasa Jawanya legowo,” pintanya.

Lebih jauh, Wapres mengemukakan penyebab perbedaan itu terletak pada metode penetapannya. Pemerintah, lanjut Wapres, menggunakan metode imkanur rukyah yang menggabungkan hisab dan rukyah.

“Kalau hisabnya di bawah dua, itu tidak imkan. Ini kesepakatan, termasuk ASEAN segitu, walaupun dia sudah diatas ufuk, tapi di bawah dua derajat. Itu metode imkanur rukyah,” ucapnya.

Sementara itu, sambung Wapres, Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal. “Asal wujud, asal ada saja. Walaupun setengah derajat, masuk. Nah, ini beda,” katanya.

Wapres pun mengatakan, kondisi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal adalah hal biasa di Indonesia. Dalam penuturannya, memang sempat muncul konflik-konflik di tengah umat Islam pada awal mulanya, tetapi kemudian semua diupayakan untuk mengedepankan prinsip toleransi.

“Kita terus sosialisasi, edukasi. Sekarang rukun-rukun saja, sambil terus mencari metode untuk bisa mempertemukan dua metode ini, imkanur rukyah dan wujudul hilal,” pungkasnya.

(YNA)

SHARE