SYARIAH

Pertumbuhan Ekonomi Syariah Diminta Tak Hanya Andalkan Jumlah Penduduk Muslim

Wahyudi Aulia Siregar 18/05/2023 20:25 WIB

sebagian prediksi mengatakan bahwa pada 2045 mendatang Indonesia tidak lagi menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar keempat di dunia.

Pertumbuhan Ekonomi Syariah Diminta Tak Hanya Andalkan Jumlah Penduduk Muslim (foto: MNC Media)

IDXChannel - Besarnya jumlah penduduk muslim di indonesia selalu diyakini sebagai kekuatan utama industri ekonomi syariah nasional.

Namun demikian, ekosistem ekonomi syariah nasional diminta untuk tidak melulu menggantungkan potensi pertumbuhan dari besarnya jumlah penduduk tersebut.

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) diharapkan dapat mulai bersiap andai kelak Indonesia tidak lagi menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

"Justru MES ini harus menjadi penggerak saat momentum (Indonesia tidak lagi menjadi negara berpenduduk muslim terbesar) itu nantinya tiba. MES harus terus didorong dan dimaksimalkan lewat pertumbuhan ekonomi yang lebih nyata," ujar Ketua Umum MES, Erick Thohir, saat melantik Pengurus Wilayah MES Sumatera Utara, Kamis (18/5/2023).

Menurut Erick, sebagian prediksi mengatakan bahwa pada 2045 mendatang Indonesia tidak lagi menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar keempat di dunia.

Prediksi ini didasarkan pada terus bertumbuh pesatnya jumlah penduduk muslim di Pakistan dan Nigeria, sementara terjadi tren perlambatan jumlah generasi muda di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

"Dan ini tidak lama. Tinggal 22 tahun lagi. Ini momentum yang harus kita jaga. Ada empat ekonomi yang harus kita dorong secara merata, terutama industrialisasi pangan, yaitu di pertanian dan peternakan," tutur pria yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Erick menjelaskan, industri pangan saat ini relatif belum banyak digarap dan dikembangkan di masyarakat. Hal yang sama juga terjadi pada industri kreatif, yang diyakini Erick juga memendam potensi pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.

"Saya pulang dari Kamboja. Beras mereka terbaik di dunia dan bisa ekspor ke Vietnam dan Thailand. Mereka belum punya mesin. Sama dengan kondisi di sini. Semoga ke depan industri pangan kita bisa lebih dimaksimalkan," tegas Erick. (TSA)

SHARE