Temui Kamar Dagang Saudi, BPKH Bahas Ekosistem Haji dan Umroh
Kehadiran Tim BPKH dalam pertemuan Kadin Indonesia dengan Federation of Saudi Chambers (FSC) tersebut merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja Presiden.
IDXChannel - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menghadiri Saudi-Indonesian Roundtable Meeting Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Federation of Saudi Chambers (FSC) yang diselenggarakan di Hotel St. Regis, Riyadh, Arab Saudi, beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu dibahas sejumlah peluang investasi, baik di Indonesia maupun Arab Saudi, termasuk potensi investasi di sektor haji dan umroh.
“Satu hal yang menjadi fokus kita, terkait ekosistem ekonomi haji dan umroh di Arab Saudi yang merupakan salah satu peluang investasi yang sangat besar. Berdasarkan visi Arab Saudi 2030, satu musim haji bisa mencapai 4,5 juta orang. Sementara untuk umroh bisa mencapai 30 juta orang,” ujar Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah dikutip dalam keterangannya Senin (23/10/2023).
Karena itu, Fadlul menekankan pentingnya menggarap kedua sektor ini secara serius.
“Kalau kita bisa melakukan implementasi dari kegiatan investasi di sektor haji dan umroh secara baik dan profesional, Insya Allah akan mendatangkan manfaat, baik bagi jemaah haji dan umroh Indonesia serta bangsa Indonesia secara keseluruhan. Hal ini tak lepas dari besarnya transaksi keuangan di kedua sektor ini, yang tentu akan mendatangkan manfaat bagi Indonesia,” ujarnya.
Kehadiran Tim BPKH dalam pertemuan Kadin Indonesia dengan Federation of Saudi Chambers (FSC) tersebut merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kerajaan Arab Saudi.
Selama ini, Arab Saudi merupakan salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia. Kinerja perdagangan antara kedua negara, terus meningkat dan saling memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Pada 2022, total perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD7,51 miliar. Sedangkan pada periode Januari-Agustus 2023 tercatat sebesar USD 3,80 miliar. Dari nilai itu, ekspor Indonesia ke Arab Saudi sebesar USD 1,39 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Arab Saudi sebesar USD2,41 miliar.
Selain itu, komitmen BPKH untuk memaksimalkan ekosistem ekonomi haji dan umroh di Arab Saudi telah direalisasikan dengan membentuk anak perusahaan dengan nama Syarikah BPKH Limited. Anak usaha ini sudah mendapatkan Commercial registration dari Ministry of Commerce Saudi pada 16 Maret 2023 lalu.
BPKH Limited akan berinvestasi untuk mendukung ekosistem haji. Mulai dari hotel, katering untuk haji dan umroh, fasilitas akomodasi, mengelola turis, jasa layanan apartemen dan lainnya.
Tujuan investasi ini untuk mendapatkan nilai manfaat dan/atau efisiensi biaya haji, mengendalikan biaya haji menjadi lebih efisien serta menggandeng aparat penegak hukum untuk melakukan pendampingan BPKH Limited dalam berinvestasi.
Adanya Syarikah BPKH Limited menjadi langkah tepat untuk mendapat manfaat sekaligus memastikan pemenuhan fasilitas haji. Pasalnya, dalam 5 tahun terakhir investasi BPKH masih bersifat konservatif, dimana 70% masuk ke SBSN dan 28% deposito perbankan syariah serta kurang dari 2% di investasi langsung.
“Harapannya dengan terbentuknya anak perusahaan di Arab Saudi mampu memberikan kontribusi pada perolehan nilai manfaat dan bisa melakukan efisiensi berbagai biaya dalam penyelenggaraan ibadah haji,”tutur Amri Yusuf, anggota Badan Pelaksana BPKH.
(SAN)