Technology

250 Buruh Pabrik Samsung Ditangkap Polisi India setelah Mogok Kerja

Ahmad Islamy 10/10/2024 10:25 WIB

Sekitar 250 buruh di pabrik Samsung Electronics yang terletak di Negara Bagian Tamil Nadu, di barat daya India, ditangkap polisi setempat setelah mogok kerja.

Pendapatan tahunan Samsung di India mencapai USD12 miliar (ilustrasi). (Foto: Arsip)

IDXChannel – Sekitar 250 buruh di pabrik Samsung Electronics yang terletak di Negara Bagian Tamil Nadu, di barat daya India, ditangkap polisi setempat setelah melakukan aksi mogok kerja. Media lokal pada Rabu (9/10/2024) melaporkan, para pekerja itu diduga memasuki tanah pribadi secara ilegal dan mengadakan aksi protes tanpa izin.

Polisi Tamil Nadu bulan lalu mengatakan telah menangkap lebih dari 100 buruh Samsung Electronics yang mogok kerja karena berencana untuk mengadakan unjuk rasa tanpa izin. Kendati demikian, para pekerja itu tetap melanjutkan aksi protes. Dalam unjuk rasa tersebut, para buruh menuntut pengakuan serikat pekerja yang telah mereka bentuk, kenaikan gaji, jadwal kerja delapan jam, dan tunjangan lainnya.

NDTV melaporkan, Rabu kemarin ada sekitar 250 pekerja yang ditangkap. Namun, mereka kemudian dibebaskan oleh polisi.

Samsung dilaporkan menyetujui sebagian tuntutan mereka, berjanji untuk menaikkan gaji mereka. Perusahaan asal Korea Selatan itu juga akan menyediakan bus untuk mengangkut mereka ke pabrik dan mengalokasikan kompensasi kepada keluarga jika terjadi kematian karyawan di tempat kerja. 

Akan tetapi, raksasa elektronik itu menolak mengakui keberadaan serikat pekerja. “Hal itu membuat para pekerja melanjutkan protes mereka,” kata NDTV.

Aksi mogok kerja buruh Samsung di Tamil Nadu dimulai pada September lalu. Peristiwa itu menjadi aksi mogok kerja pertama di pabrik tersebut sejak pertama kali beroperasi di sana 16 tahun silam. 

Lebih dari 500 dari total sekitar 1.700 buruh yang dipekerjakan di pabrik tersebut mogok kerja selama lebih dari sebulan. Padahal, pabrik itu menyumbang sekitar sepertiga dari pendapatan tahunan Samsung yang mencapai USD12 miliar di India.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE