Technology

AS Kenakan Bea Masuk Antidumping 93,5 Persen untuk Impor Grafit China

Wahyu Dwi Anggoro 18/07/2025 12:35 WIB

Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memberlakukan bea masuk anti-dumping awal sebesar 93,5 persen terhadap impor grafit dari China.

AS Kenakan Bea Masuk Antidumping 93,5 Persen untuk Impor Grafit China. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memberlakukan bea masuk anti-dumping awal sebesar 93,5 persen terhadap impor grafit dari China.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (18/7/2025), grafit merupakan salah satu bahan baku utama baterai kendaraan listrik (EV).

Produsen grafit AS pada Desember lalu mengajukan petisi kepada pemerintah AS, meminta penyelidikan untuk mengetahui apakah perusahaan grafit China melanggar undang-undang anti-dumping. 

Impor grafit dari China secara keseluruhan akan terkena tarif sebesar 160 persen, menurut American Active Anode Material Producers, kelompok dagang AS yang mengajukan gugatan tersebut.

"Keputusan Kementerian Perdagangan membuktikan China menjualnya dengan harga yang di bawah nilai wajar," kata Juru Bicara Ameican Active Anode Material Producers Erik Olson dalam sebuah pernyataan.

Kenaikan tarif tersebut akan menjadi pukulan bagi produsen baterai AS. Raksasa mobil listrik Tesla pimpinan Elon Musk sempat berupaya menjegal bea masuk anti dumping itu.

Tesla mengatakan, pihaknya bergantung pada impor grafit China karena industri dalam negeri belum cukup berkembang untuk memenuhi standar kualitas dan volume yang disyaratkan oleh produsen mobil tersebut. Saham Tesla turun sebanyak 0,7 persen pada Kamis.

Grafit merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk membuat anoda baterai, dan hampir 180.000 metrik ton produk grafit diimpor ke AS tahun lalu, dengan sekitar dua pertiganya berasal dari China.

China mendominasi aktivitas pemrosesan grafit. Mineral tersebut diperkirakan tetap menjadi material anoda yang paling umum untuk semua jenis baterai lithium-ion dalam jangka menengah. Silikon diperkirakan baru akan mulai menggerogoti pangsa pasarnya mulai 2030. (Wahyu Dwi Anggoro)

>
SHARE