Technology

Bard Milik Google jadi Pesaing ChatGPT, Apa Saja Keunggulannya?

Eka Maulia/Litbang MPI 14/02/2023 20:22 WIB

Bard menggabungkan pengetahuan dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa milik Google dengan mengacu kepada informasi yang telah ada di web.

Bard Milik Google jadi Pesaing ChatGPT, Apa Saja Keunggulannya? (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Google mengeluarkan chatbot dengan layanan AI yang disebut Bard dan menjadi pesaing ChatGPT keluaran OpenAI.

Hal ini dilakukan Google hanya beberapa jam sebelum Microsoft meluncurkan browser Bing dan Edge yang terintegrasi dengan ChatGPT. Namun, peluncuran Bard ini dianggap terburu-buru oleh karyawan Google.

Mereka juga mengkritik kepemimpinan perusahaan tersebut, terutama CEO Alphabet dan Google Sundar Pichai.

Terlepas dari hal itu, kehadiran Bard sebagai pesaing ChatGPT tentu semakin meramaikan kancah teknologi AI. Menurut Pichai, Bard menggabungkan pengetahuan dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa milik Google dengan mengacu kepada informasi yang telah ada di web. Bard, lanjutnya lagi, memberikan respons yang berkualitas tinggi dan segar. Hal itu disampaikan Sundar Pichai di blog resmi Google, pada 6 Februari 2023.

Menjadi sarana sebagai landasan rasa ingin tahu orang, Bard dapat membantu siapa saja, mulai dari menjelaskan penemuan baru, mempelajari lebih lanjut mengenai striker terbaik di dunia sepak bola saat ini, hingga memberi informasi untuk melatih seseorang mengembangkan keterampilannya.

Pichai juga mengatakan, Bard milik Google ini memiliki potensi yang sangat besar dan bisa digunakan di berbagai kesempatan, seperti merencanakan kegiatan, membandingkan sesuatu hal seperti film, mencari ilmu pengetahuan terbaru, dan lain sebagainya.

Cara menggunakan Bard cukup mudah. Pengguna bisa mengetikkan apa yang ingin dicari, kemudian Bard akan menjawab pertanyaan atau apa yang ingin ditemukan dengan informasi yang telah ditelusuri dan dilatih sebelumnya. Dalam sebuah acara streaming langsung di Paris, Rabu pekan lalu, Prabhakar Raghavan yang merupakan pimpinan Google Search menunjukkan kemampuan Bard. Di salah satu tampilan layar, terdapat perintah teks yang meminta beberapa perhentian di sepanjang jalan antara San Fransisco dan Santa Cruz. Bard pun merespons teks itu dengan memberikan empat destinasi yang terletak di antara dua lokasi tersebut, sekaligus penjelasan dari masing-masing spot itu.

Pihak Google mengatakan bahwa fitur Bard nanti akan tersedia pada Google Search, serta akan ditambahkan ke Google Maps dan Lens. Namun, Google belum memberikan informasi lebih lanjut tentang penggunaan Google Bard apakah akan berbayar atau tidak.

Bard dan ChatGPT sama-sama merupakan chatbot yang dibuat dengan language model berbasis AI. Language model sendiri adalah mesin pembelajaran yang mampu menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks yang terdapat dalam data. Dilatih dengan beragam data teks, language model ini bisa memberi prediksi yang merupakan respons atau hasil dari data teks yang diinput pengguna. Sebagai contoh, ketika pengguna memberi input atau mengetik “Saya ingin main”, respons yang diberikan language model ini bisa “Saya ingin main game”.

Karena Bard diperkuat oleh LaMDA (Language Model for Dialogue Applications), yaitu versi yang lebih kecil dan kuat dari model AI, maka respons yang diberikan tidak sesederhana itu. 

Tujuan memasukkan LaMDA pada kemajuan AI ini adalah untuk lebih membantu mencari jawaban dari pertanyaan yang sangat rumit. Sementara, ChatGPT oleh Generative Pre-trained Transformer yaitu sebuah program pembelajaran mesin yang dikembangkan OpenAI. Teknik yang digunakan oleh Google Bard sendiri dilatih dengan jutaan catatan teks oleh kelompok pelatih dan menggunakan teknik deep learning untuk menghasilkan kalimat-kalimat atau paragraf baru dari yang diminta pengguna.

Dikembangkan oleh perusahaan yang berbeda, membuat Bard dan ChatGPT memiliki karakteristik yang mungkin berbeda. Bard akan mempermudah dan mengubah topik menjadi kalimat-kalimat yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna, sedangkan ChatGPT menggunakan konten sebagai respons dari teks yang diminta atau ditanya oleh pengguna.

Perbedaan lainnya antara Bard dan ChatGPT, Bard didukung oleh Google Search untuk melakukan pencarian data dan mendapatkan sejumlah besar data. Karena itu, Bard memberi keunggulan lebih dibandingkan ChatGPT yang didukung oleh Microsoft. 

Google Bard mengambil informasi dari yang sudah tersedia di internet dan memiliki banyak akses terbaru, lebih terkini, dan relevan, sehingga lebih banyak memberikan informasi. Sebaliknya, ChatGPT hanya memiliki akses data hingga 2021. Bard juga memberikan data yang lebih akurat kepada pengguna karena pengumpulan data diambil oleh Google yang memiliki data asli.

Sayangnya, dalam salah satu iklannya, Bard justru menampilkan jawaban yang tidak akurat. Menanggapi pertanyaan “Penemuan baru apa dari James Webb Space Telescope (JWST) yang dapat saya ceritakan kepada anak saya yang berusia sembilan tahun”, Bard memberi sejumlah jawaban. Namun, salah satu jawaban tersebut menyatakan bahwa teleskop tersebut digunakan untuk mengambil gambar pertama sebuah planet di luar tata surya Bumi. Padahal, jawaban yang tepat adalah teleskop Very Large Telescope (VLT) European Southern Observatory, pada 2004. Hal ini dikonfirmasi oleh NASA. Sebagai dampaknya, saham perusahaan induk Google kehilangan lebih dari USD100 miliar, pada Rabu (8/2/2023).

(SAN)

SHARE