Bos Microsoft: China Jadi Pesaing Utama Chat GPT di Masa Depan
Bos Microsoft Brad Smith menyebut China berpotensi menjadi pesaing utama ChatGPT di masa depan.
IDXChannel - Bos Microsoft Brad Smith menyebut China berpotensi menjadi pesaing utama Chat GPT di masa depan. Pasalnya, China sebagai negara melek teknologi tidak akan mau ketinggalan dalam mengembangkan AI generatif yang kini naik daun.
Melalui wawancaranya dengan Nikkei Asia, Smith menyebutkan ada tiga organisasi terdepan untuk teknologi tersebut. Mulai dari Open AI dan Microsoft, Google, dan Akademi Kecerdasan Buatan Beijing.
Dia melihat di masa mendatang persaingan dalam menciptakan inovasi pengembangan AI akan semakin kompetitif. Smith melihat potensi China sebagai saingan utama dalam perlombaan tersebut, seperti dilansir dari Gizmochina, Minggu (23/4/2023).
Smith semakin yakin dengan hal tersebut mengingat bahwa banyak keunggulan dari AI generatif yang dapat membantu permasalahan khususnya di lingkungan Asia. Dia menyoroti bagaimana teknologi dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja, yang menjadi salah satu masalah besar di Asia.
Penduduk usia kerja harus menopang kehidupan warga negara yang telah pensiun dan tidak bekerja dalam jumlah yang besar. Mereka akan bergantung secara ekonomi kepada orang-orang yang bekerja.
Maka dari itu, terang Smith, perlu adanya peningkatan produktivitas yang salah satunya dapat didukung dengan teknologi AI. Smith juga percaya jika teknologi hebat digabungkan dengan pikiran manusia yang luar biasa dapat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan.
Dia mengambil contoh, Microsoft telah menggunakan AI untuk mengidentifikasi serangan siber secara real time dan mampu mencegahnya. Mereka juga mendeteksi pengaruh dunia maya dari pemerintah asing dan penyebaran disinformasi.
AI generatif seperti yang ada di Chat GPT telah diragukan oleh banyak pihak sebagai salah satu pemecah masyarakat. Teknologi ini mampu dikhawatirkan dapat menggantikan pekerja karena sudah di automasi dengan AI.
Muncul juga kecemasan AI dapat memberikan informasi yang salah, melanggar hak cipta, mencuri privasi, dan membocorkan data pribadi yang sensitif.
Namun kembali lagi, menurut Smith langkah terbaik untuk masalah tersebut bukan menghentikan inovasi, melainkan memperbarui produk yang sudah ada. Hal ini tergantung bagaimana pengembangnya, karena AI dapat dijadikan sebagai alat yang membantu atau senjata yang merusak.
(DES)