Bos Toyota Sebut Mobil Listrik Sumbang Emisi Karbon Lebih Besar
Presiden Toyota Akio Toyoda menilai mobil listrik bukanlah kendaraan paling bersih di dunia saat ini.
IDXChannel - Presiden Toyota Akio Toyoda menilai mobil listrik bukanlah kendaraan paling bersih di dunia saat ini. Menurutnya, ekosistem dalam proses terciptanya mobil listrik dianggap masih sangat kotor.
Dalam wawancara dengan Automotive News, Akio Toyoda mengatakan 9 juta kendaraan listrik memiliki dampak emisi yang sama dengan 27 juta mobil hybrid.
Itu berarti satu kendaraan listrik menghasilkan polusi sebanyak tiga kendaraan hybrid.
Oleh sebab itu, Toyota tidak hanya fokus pada mobil listrik untuk memberikan pilihan berkendara ramah lingkungan. Mereka tetap berkomitmen pada konsep multi-pathway, yakni menawarkan banyak model, mulai dari kendaraan hemat BBM, hybrid, hidrogen, dan mobil listrik.
"Kami telah menjual 27 juta mobil hybrid. Seluruh model tersebut memberikan dampak emisi seperti 9 juta mobil listrik di jalan," kata Toyoda seperti dikutip dari Insideevs, Minggu (15/6/2025).
Seperti diketahui, mobil listrik mengandalkan baterai sebagai sumber daya utama. Untuk pengisiannya, dibutuhkan daya listrik besar yang salah satunya bersumber dari batu bara sehingga menghasilkan polusi udara.
"Jika kami membuat 9 juta mobil listrik di Jepang, hal itu justru akan meningkatkan emisi karbon, bukan menguranginya. Hal itu karena Jepang bergantung pada pembangkit listrik tenaga termal untuk menghasilkan listrik," ujar Toyoda.
Argumen kelompok anti-EV, mengatakan emisi yang dihasilkan selama penambangan, pemurnian, dan pemrosesan bahan baku yang digunakan dalam baterai bertegangan tinggi. Baterai EV menggunakan bahan seperti litium, kobalt, dan nikel yang memerlukan proses penambangan yang berbahaya dan membutuhkan banyak air.
Jadi, saat kendaraan listrik keluar dari jalur produksi, kendaraan itu sudah "lebih kotor" daripada kendaraan berbahan bakar bensin atau hybrid.
Kendaraan itu, kata Toyoda, disertai "utang karbon" yang lebih besar, istilah yang digunakan para peneliti untuk menghitung emisi yang dikumpulkan kendaraan bahkan sebelum mulai beroperasi.
(NIA DEVIYANA)