Technology

CEO TikTok Disidang Kongres AS Selama Lima Jam, Ini Poin yang Dibahas

Dian Kusumo 28/03/2023 15:06 WIB

Pada Kamis (23/3/2023) lalu, CEO TikTok Shou Zi Chew menghadiri sidang dengar pendapat. 

CEO TikTok Disidang Kongres AS Selama Lima Jam, Ini Poin yang Dibahas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pada Kamis (23/3/2023) lalu, CEO TikTok Shou Zi Chew menghadiri sidang dengar pendapat. 

Dalam sidang yang berlangsung selama lima jam ini dihadiri oleh sejumlah anggota dari parlemen Komisi Energi dan Perdagangan di Amerika Serikat. Ada beberapa poin yang diamati dalam sidang tersebut.

Dikutip dari akun instagram @bigalphaid, terdapat empat poin yang diamati dalam sidang dengar pendapat.

• Hubungan TikTok dengan Pemerintah China

Seperti diketahui, sejumlah anggota parlemen yang menduga bahwa TikTok merupakan sebuah aplikasi buatan negeri tirai bambu tentu mempunyai hubungan dengan partai komunis China. Meski begitu, negara tersebut menegaskan bahwa “tidak ada hubungan anatara TikTok dengan partai komunis China” dan mengatakan bahwa “TikTok adalah aplikasi global dan bahkan tidak tersedia di China.”

• TikTok memata-matai Warga AS

Ketika sidang berlangsung selama lima jam, berkali-kali Chew pun membantah bahwa aplikasi TikTok memata-matai warga AS. Namun, ia menyatakan bahwa aplikasi ini melakukan segala hal untuk memastikan keamanan lebih dari 150 juta pengguna aplikasi ini di AS.

• Keamanan pengguna di bawah umur

Sebagian dari anggota parlemen mengira, TikTok telah mempromosikan konten yang membantu dalam penjualan obat terlarang, ekploitasi seksual, dan eating disorder untuk anak-anak. Lagi-lagi, CEO tersebut menentang dengan mengatakan, konten seperti itu sudah “melanggar kebijakan TikTok” dan akan langsung di banned, serta permasalahan tersebut tidak terkhusus hanya untuk aplikasi TikTok.

• Project Texas

Project Texas itu sendiri merupakan gagasan yang diusulkan oleh TikTok untuk perusahaan teknologi AS, Oracle mampu menjadi pihak ketiga yang bertugas sebagai memonitori dan meneliti kode sumber TikTok. Akan teapi, prooject ini diragukan oleh para anggota parlemen AS sebab dinilai “tidak memiliki kapabilitas untuk menyediakan keamanan” yang dibutuhkan.

Pada tahun 2022, pendapatan TikTok dari Ads melesat hingga 200 persen dan menjadi USD 11,64 miliar (Rp.176,46 triliun). Dan beberapa orang menilai, peningkatan tersebut berubah menjadi ancaman untuk platform media sosial lain. Seperti contoh, Tahun lalu, Facebook mengumumkan “Penurunan daily active user pertamanya” sebanyak 500.000 pengguna.

Bagaimanapun juga, berbagai bantahan dan argumen telah diungkapkan oleh CEO TikTok, tetapi para anggota parlemen AS masih kurang yakin terkait argumen tersebut. Namun, anggota parlemen AS tetap yakin “adanya keterkaitan pemerintahan China” dengan aplikasi short video tersebut dan mulai “mempertimbangkan pelarangan TikTok untuk seluruh warga AS.”

Pada sisi yang berseberangan, masyarakat AS menyuarakan ketidaksetujuan terhadap pelarangan TikTok sebab masyarakat tersebut sangat menyukai aplikasi itu. Dan bahkan mereka menyatakan sentimen dukungan untuk CEO TikTok di media sosial dengan mengunggah berbagai video editing untuk CEO TikTok.

(DKH)

SHARE