Technology

ChatGPT Dipakai Buat Bikin Buku, Penulis Terancam Nganggur

Yusuf Emar 23/02/2023 00:33 WIB

Waduh, ChatGPT sudah mulai dipakai buat menulis buku nih. Profesi penulis disebut-sebut bakal terancam teknologi teranyar ini.

ChatGPT Dipakai Buat Bikin Buku, Penulis Terancam Nganggur. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Sistem chatbot ChatGPT tengah ramai menjadi perbincangan publik. Hal itu lantaran sistem yang dibuat oleh perusahaan kecerdasan asal Amerika Serikat (AS), OpenAI itu memiliki kemampuan yang canggih.

Di mana ChatGPT dapat memberikan informasi pada pengguna dengan bahasa yang sangat natural. Hal itu karena OpenAI melatihnya dengan data pembelajaran penguatan yang didasarkan pada arsitektur GPT-3.5.

Dengan dibekali teknologi Natural Language Processing (NLP), ChatGPT bisa memahami dan membuat teks dalam bahasa sehari-hari.

Mengenai ChatGPT, baru-baru ini teknologi tersebut digunakan untuk menulis buku atau membantu penulis, setidaknya 200 buku di Amazon's Kindle Store.

Tapi jumlah sebenarnya dari buku yang ditulis bot, kemungkinan jauh lebih banyak dari itu. Karena, kebijakan Amazon tak secara eksplisit mengharuskan penulis untuk mengungkap penggunaan AI mereka. 

Itu merupakan contoh terbaru dari tulisan buatan AI, yang ramai di pasaran dan berperan dalam pembuatan konten yang meragukan secara etis.

"Saya bisa melihat orang membuat seluruh karier dari ini, Gagasan menulis buku akhirnya tampak mungkin," Ucap Brett Schickler, seorang salesman Rochester, NY yang menerbitkan buku anak-anak di Kindle Store, seperti yang dikutip dari engadget, Rabu (22/2/2023).

Buku shickler yang diterbitkan bertajuk "He Wise Little Squirrel: A Tale of Saving and Investing" merupakan cerita anak setebal 30 halaman, yang ditulis dan diilustrasikan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. 

Buku tersebut dijual dengan harga USD2,99 atau sekitar Rp45 ribu untuk salinan digital dan USD9,99 atau sekitar Rp151 ribu untuk versi cetak.

Kendati Shickler mengatakan buku tersebut menghasilkan kurang dari USD100 sejak dirilis pada Januari, dia hanya menghabiskan beberapa jam saja untuk membuatnya dengan petunjuk ChatGPT. Seperti halnya menulis cerita tentang seorang ayah yang mengajari putranya tentang literasi keuangan.

Contoh lain konten buatan AI di Kindle Store, yakni cerita anak-anak The Power of Homework, koleksi puisi berjudul Echoes of the Universe dan masih banyak lagi.

Di samping kemudahan menulis buku dengan bantuan ChatGPT, menurut Mary Rasenberger, Direktur Eksekutif Authors Guild, hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan. Karena, berpotensi membuat banyak penulis kehilangan pekerjaan.

"Ini adalah sesuatu yang benar-benar perlu kami khawatirkan, buku-buku ini akan membanjiri pasar dan banyak penulis akan kehilangan pekerjaan," ucap Mary.

Menurutnya, perlu adanya transparansi dari penulis dan platform tentang bagaimana buku-buku tersebut dibuat, atau kamu akan bisa mendapat banyak buku berkualitas rendah.

Sementara itu, penerbit fiksi ilmiah majalah Clarkesworld, untuk sementara menghentikan pengiriman cerita pendek, setelah menerima banjir artikel yang diduga menggunakan AI.

Meskipun Editor Neil Clarke tidak merinci bagaimana dia mengidentifikasi mereka, dia mengenali cerita yang dibantu bot karena beberapa pola yang terlihat sangat jelas.

"Yang bisa saya katakan adalah jumlah pengiriman spam yang mengakibatkan larangan telah mencapai 38 persen bulan ini. Meskipun menolak dan melarang pengiriman ini sederhana, itu berkembang pada tingkat yang memerlukan perubahan. Lebih buruk lagi, teknologinya hanya akan menjadi lebih baik, jadi deteksi akan menjadi lebih menantang," jelas Neil Clarke.

Saat ini, Clakesworld melarang cerita yang ditulis bersama atau dibantu oleh AI. Publikasi itu juga melarang lebih dari 500 pengguna bulan ini, karena mengirim konten yang dibantu oleh AI.

"Dari apa yang saya tahu, ini bukan tentang kredibilitas. Ini tentang kemungkinan menghasilkan uang dengan cepat. Hanya itu yang mereka pedulikan," jelas Clarke.

Selain masalah etika soal transparansi, terdapat juga pertanyaan tentang misinformasi dan plagiarisme, seperti bot AI, termasuk ChatGPT, AI Bing Microsoft dan Bard Google. Karena dinilai cenderung 'berhalusinasi', dan memberikan informasi palsu.

(FAY)

SHARE