Technology

Gaikindo Sebut Mobil Listrik Impor Berdampak Besar pada Industri Otomotif Indonesia

M Fadli Ramadan 26/08/2025 15:06 WIB

Mobil listrik impor memberi dampak besar pada industri otomotif Indonesia. Salah satu yang paling terdampak adalah industri komponen lokal.

Gaikindo Sebut Mobil Listrik Impor Berdampak Besar pada Industri Otomotif Indonesia (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Mobil listrik impor memberi dampak besar pada industri otomotif Indonesia. Salah satu yang paling terdampak adalah industri komponen lokal. 

Sebab, kendaraan tersebut didatangkan secara utuh tanpa memanfaatkan komponen yang diproduksi di Tanah Air.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan Industri Kecil dan Menengah (IKM), merasakan dampak besar dari banyaknya mobil listrik impor yang didatangkan ke Tanah Air.

"Dampaknya jadi ke kandungan lokal yang berperan banyak untuk industri kendaraan bermotor kita, karena ini ada tier satu, tier dua dan sebagainya," kata Kukuh dalam diskusi Polemik Insentif BEV Impor di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (25/8/2025).

Sebagai informasi, penjualan mobil listrik impor mengalami pertumbuhan besar. Hingga saat ini, jenis kendaraan tersebut mencatat kenaikan penjualan sebesar 17 persen di segmen menengah.

"Pada 2024, kendaraan listrik itu semakin banyak namun ini menekan kendaraan-kendaraan yang sudah diproduksi dalam negeri. Sementara kendaraan yang sudah diproduksi dalam negeri itu adalah kendaraan TKDN tinggi, berkisar 80-90 persen," tuturnya.

Kukuh mengatakan Gaikindo mendapat keluhan dari pelaku industri komponen di Indonesia. Sebab, mobil listrik yang diproduksi secara lokal saat ini alami penurunan penjualan.

"Walau kami (Gaikindo) tidak menaungi komponen, tetapi beberapa perusahaan komponen sudah mengeluhkan. Kalau kita terus-terusan volume penjualannya seperti ini, kita berat karena supply-nya semakin menurun," tuturnya.

Berdasarkan data dari Kementerian perindustrian (Kemenperin), terdapat 22 produsen (OEM), 550 pemasok Tier 1, dan sekitar 1.000 pemasok Tier 2 dan 3, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Industri otomotif menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja, dari perusahaan besar hingga UMKM.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE