Hadapi Era Digital, Berikut Skill IT Paling Dicari Tahun Ini
Indonesia masih kekurangan sekitar 400-500 ribu talenta untuk mengembangkan ekonomi digital secara optimal.
IDXChannel - Era transformasi digital terus berkembang hingga kebutuhan akan talenta digital di Indonesia semakin meningkat. Menghadapi era digital, Indonesia membutuhkan setidaknya 600 ribu talenta digital baru setiap tahunnya.
Namun pada kenyataannya, masih ada kekurangan sekitar 400-500 ribu talenta yang dibutuhkan agar ekonomi digital Indonesia bisa berkembang secara optimal.
CTO MNC Teknologi Nusantara (Motionpay), Guntur Saputro mengatakan, ada dua kemampuan atau skill di bidang informasi dan teknologi (IT) yang akan banyak dicari pada tahun ini. Dua skill tersebut yakni, IT Security dan Cloud Platform Engineer.
"IT Security dibutuhkan karena beberapa waktu lalu ada kasus kebocoran data-data. Itu ngeri. Jadi penting dan banyak yang mencari," kata Guntur dalam acara 'Grand Launching & Media Gathering Hacktiv8 BSD Campus' di Tangerang, Kamis (2/2/2023).
Sebagai informasi, per November 2022 saja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menerima 33 laporan insiden pelanggaran terkait pelindungan data pribadi (PDP). Untuk itu, IT Security sangat dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya kasus kebocoran data baik pribadi maupun perusahaan.
Sementara itu, Cloud Platform Engineer merupakan skill yang dicari perusahaan untuk membuat aplikasi dengan menggunakan infrastruktur cloud agar lebih efektif.
Cloud engineer adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendesain, merancang, dan melakukan dukungan terhadap sistem cloud computing. Selain itu, seorang cloud engineer juga memiliki peran terhadap sistem cloud computing yang sedang beroperasi.
Lebih lanjut, Guntur mengatakan bahwa di era transformasi digital ini, masyarakat harus lebih adaptif mengikuti perkembangan teknologi. Ia mencontohkan, seperti saat pandemi, banyak orang yang terpaksa harus beralih dari konvensional ke digital, namun hal itulah yang membuat masyarakat menjadi pintar digital secara tidak langsung.
“Dengan adanya transformasi digital orang-orang jadi jago digital dengan sendirinya. Jadi harus keep up dengan otomisasi dan digitalisasi," katanya.
(FRI)