Technology

Heboh Dibicarakan, Baterai LFP Terbuat dari Apa? Intip 5 Keunggulannya

Kurnia Nadya 31/01/2024 18:54 WIB

Baterai LFP digadang-gadang bakal menggeser penggunaan baterai nikel-kobalt untuk kendaraan listrik. Salah satu kelebihannya ada siklus isi ulang yang panjang.

Heboh Dibicarakan, Baterai LFP Terbuat dari Apa? Intip 5 Keunggulannya. (Foto: Inverted Energy)

IDXChannelLFP terbuat dari apa? Baterai litium ferrofosfat (LFP) adalah jenis baterai yang menggunakan litium besi fosfat sebagai material katodanya, berbeda dengan bateri litium-ion lain yang menggunakan katoda dari nikel dan kobalt. 

LFP mendadak diperbincangkan usai Tom Lembong menyinggung soal penggunaan baterai di industri kendaraan listrik (electric vehicle) yang kini mulai beralih dari baterai litium-ion yang memakai nikel-kobalt ke baterai LFP. 

Mengutip Teslarati (31/1), sampai dengan September 2022 pangsa baterai LFP di pasar mobil listrik sudah mencapai 31%, di mana 68% di antaranya berasal dari mobil-mobil EV yang diproduksi oleh Tesla dan BYD, produsen EV asal China. 

Baterai LFP sama sekali tidak menggunakan kobalt. Material katodanya menggunakan litium besi fosfat (LiFePO4) dan anodanya menggunakan grafit elektroda karbon dengan lapisan logam. 

Produsen EV mulai menggunakan baterai LFP karena biaya yang lebih rendah, lebih aman, rendah kadar toksisitas, dan memiliki masa pengisian daya yang lebih panjang dibanding baterai litium-ion yang menggunakan nikel-kobalt. 

Mengutip Forbes, harga nikel dan kobalt saat ini lebih mahal dibanding 2021. Kenaikan harga ini merupakan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan permintaan kendaraan listrik. 

Selain itu, campuran kimia nikel dan kobalt rentan terhadap pelepasan panas ketika rusak, atau jika terjadi defect pada produksi baterai. Namun demikian baterai litium-ion nikel-kobalt memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi. 

Sementara baterai LFP memiliki densitas energi yang lebih rendah, sehingga output tenaganya juga tidak besar. Selain itu baterai LFP juga tidak mendukung pengisian daya cepat (fast charging) karena arus listrik yang dapat diterima baterai tersebut terbatas. 

Namun karena penerimaan energi yang terbatas, baterai LFP jadi tidak cepat panas, sehingga masa isi ulang dayanya lebih panjang dan awet dibanding baterai litium-ion nikel-kobalt. 

Forbes mencatat tipikal baterai LFP memiliki densitas energi 30-40% lebih rendah dibanding baterai nikel-kobalt, namun dapat digunakan hingga ribuan kali siklus pengisian daya dan lebih aman. 

Baterai LFP juga tidak mengantung oksigen, sehingga meskipun ketika korslet bisa mengeluarkan gas, namun tidak akan terbakar seperti baterai nikel. Baterai nikel-kobalt menghasilkan oksigen, sehingga saat terbakar apinya sulit dipadamkan. 

Berikut ini adalah beberapa keunggulan baterai LFP yang dapat disimpulkan: 

Itulah sekilas informasi tentang baterai LFP terbuat dari apa yang menarik untuk diketahui. (NKK)

SHARE