Technology

Ingatkan Keamanan Starlink, Lemhannas Sebut Database-nya di Amerika

Binti Mufarida 10/07/2024 16:05 WIB

Lemhannas mengingatkan keamanan Starlink yang sudah masuk ke Indonesia. Sebab, Starlink mempunyai database di Amerika.

Ingatkan Keamanan Starlink, Lemhannas Sebut Database-nya di Amerika. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Plt. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Eko Margiyono mengingatkan keamanan Starlink yang sudah masuk ke Indonesia. Sebab, Starlink mempunyai database di Amerika.

Layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk itu resmi masuk Indonesia pada Minggu, 19 Mei 2024 lalu. Kehadiran Starlink tak lepas dari ancaman serangan siber.

“Termasuk mohon maaf, nanti kita kalaupun Starlink sudah operasional penuh katakan di negara kita, ya kita suatu keniscayaan dunia akan berubah cepat, teknologi akan berubah cepat kita tidak bisa menyetop. Tapi kita harus bisa memitigasi,” ujar Eko usai menghadiri acara di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

(Gubernur Lemhannas Eko Margiyono. Foto: Binti/MNC Media)

Eko mengatakan bahwa dengan masuknya Starlink harus dilakukan mitigasi mencegah terjadinya serangan siber. Terlebih lagi database-nya berada di Amerika.

“Starlink sekali lagi kalau itu sudah nanti operasional penuh di Indonesia, tidak hanya di daerah terpencil, terluar ya, kita tidak bisa lagi mengontrol karena itu sudah mereka databasenya semua ada di Amerika sana. Itu tantangan buat kita ke depan,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Eko membahas mengenai serangan siber yang belakangan menyerang. Dia pun mengatakan pihaknya telah mengingatkan jauh-jauh hari terkait serangan siber.

“Sebetulnya Lemhannas sudah mengingatkan jauh-jauh hari berkaitan dengan sebetulnya bukan bukan hanya pada saat serangan. Kita ada suatu kultur di masyarakat kita itu yang tidak terlalu peduli berkaitan dengan sense atau kurang memiliki sense of security berkaitan dengan keamanan data,” ujar Eko.

Pada kesempatan itu, Eko mengatakan persoalan yang sekarang dihadapi yaitu masyarakat belum merasa kehilangan jika belum terjadi. Hal ini sama halnya seperti serangan siber yang bisa menyerang meskipun masyarakat sudah merasa aman dan belum merasakan kehilangan data pribadinya. 

Misalnya seperti pengkloningan data di handphone di mana fisiknya ada, namun datanya hilang.

“Inilah menjadi pokok persoalan kita semuanya karena kita merasa kalau hilang itu sesuatu hilang itu apabila barang kita tidak ada. Tetapi, padahal kalau data mohon maaf seperti handphone dikloning fisiknya ada tetapi data yang ada di sini itu sudah diambil sama orang dan itu kita merasa menganggap bahwa kita tidak kehilangan padahal itu yang cukup berbahaya data itu yang sangat berbahaya yang hilang itu. Tapi sekarang ini ya dengan kecanggihan teknologi itu bisa dilakukan,” ujarnya.

Eko pun menceritakan kejadian yang pernah terjadi beberapa tahun lalu seperti pada 2012 di mana handphone Ibu Negara disadap.  Menurut dia, hal itu bukan yang pertama kali. Sebab, banyak serangan siber di website milik pemerintah yang dilakukan oleh para hacker.

Lebih lanjut, Eko mengatakan Indonesia harus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka sense of security. Sehingga keamanan data masyarakat bisa meningkat.

(FRI)

SHARE