Isuzu Beberkan Alasan Tak Mau Jual Kendaraan Niaga Listrik Berbasis Baterai
Isuzu menilai infrastruktur di Indonesia belum memadai untuk menunjang kendaraan listrik.
IDXChannel – PT Isuzu Asra Motor Indonesia (IAMI) belum berminat menjual kendaraan niaga listrik berbasis baterai di Indonesia.
Bukan tanpa alasan, mereka menganggap infrastruktur di Indonesia belum memadai untuk menunjang kendaraan listrik.
Presiden Direktur PT IAMI, Yuzak Kristian Solaeman mengatakan, secara global Isuzu memiliki lini kendaraan niaga listrik. Bahkan, itu sudah dipamerkan dalam pameran Japan Mobility Show (JMS) 2023 di Tokyo, Jepang, pada Oktober lalu.
“Secara global, kita punya produknya. Namun, untuk masuk Indonesia teknologinya masih didukung infrastruktur. Apalagi ini adalah kendaraan komersial yang harus jalan terus 24 jam sehingga butuh infrastruktur pengisian daya yang memadai,” kata Yuzak dikutip Minggu (28/1/2024).
Dia menambahkan, kendaraan niaga listrik belum siap di Indonesia, berbeda dengan bus kota yang saat ini sudah berbasis listrik. Pasalnya, rute yang dilalui bus kota sudah pasti, berbeda dengan kendaraan niaga yang rutenya selalu berubah.
“Kalau masuk ke Indonesia, dalam skala bisnis harus didukung infrastruktur yang siap. Berbeda dengan bus kota karena sudah ketahuan rutenya, jadi isi baterainya sudah tahu di titik mana saja. Kalau komersial rutenya berubah-ubah setiap hari,” ujar Yuzak.
Selain itu, kendala utama kendaraan niaga listrik adalah pengisian baterai yang memakan waktu lama. Sedangkan efisien waktu menjadi yang terpenting dalam operasional kendaraan niaga.
“Untuk BEV membutuhkan charging station yang cukup. Kalau isi solar 5-10 menit selesai, sedangkan isi baterai butuh berjam-jam dan jarak tempuhnya baru 200 km. Kalau harus charge berjam-jam, hitungan di komersial produktivitasnya menurun,” katanya.
Seperti diketahui, saat ini setiap produsen berusaha menciptakan teknologi ultrafast charging, yang dapat mengisi daya hingga 80 persen dalam hitungan menit. Namun, teknologi ini juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan baterai dalam jangka waktu panjang.
Kendati begitu, Yuzak memastikan secara teknologi Isuzu sudah siap untuk menghadapi tantangan global mengenai elektrifikasi. Tetapi untuk saat ini, ia memastikan IAMI belum tertarik menjual kendaraan niaga listrik di Indonesia.
“Kalau secara teknologi Isuzu sudah punya. Tapi kalau untuk masuk ke Indonesia, harus didukung infrastruktur. Apalagi kendaraan niaga,” kata dia.
(NIY)