Jajal Chat GPT, Kepala Bappenas Sebut AI Juga Bisa Salah
Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, bercerita ketika dirinya menjajal teknologi ChatGPT. Menurutnya, kecerdasan buatan alias AI juga bisa salah.
IDXChannel - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, bercerita ketika dirinya menjajal teknologi ChatGPT. Teknologi itu merupakan pengembangan dari teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Menurut Suharso, ChatGPT sudah sangat padat pengetahuannya. Bukan hanya mengenali teks, tapi sudah bisa mengenali gambar, video dan audio.
"Kita tahu sekarang misalnya untuk GPT 3 dan GPT 4 mereka lebih padat, sekarang di GPT 4 dia sudah sampai 25.000 kata kemudian dapat mengenali teks gambar video dan audio," kata Suharso di acara diskusi panel dalam rangkaian Opening Ceremony of Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Suharso mengatakan dirinya pernah menjajal ChatGPT dengan bertanya kepada chat bot siapa Suharso Monoarfa. Meskipun mendapatkan jawaban, namun ternyata tidak terlalu akurat.
"Saya juga pernah mencoba bertanya siapa Suharso Monoarfa? dia juga bisa menjawab. Kalau saya pakai GPT yang saya tidak langganan, tidak bayar, ya pendek saja dia jawab. Tapi pada umumnya juga banyak salahnya, hanya hal-hal yang terbaru yang dia bisa tahu," ungkapnya.
Dia menjelaskan, jawaban yang tidak akurat itu yakni saat chat bot menerangkan siapa orang tuanya.
"Mereka mengatakan bahwa saya ini, orang tua saya adalah dari Jawa Timur, pernah menjadi gubernur di Jawa Timur. Sudah dua hal yang salah, tapi itulah artificial intelligence juga bisa salah," ujarnya.
Meskipun demikian ia tetap mengakui kepintaran dari teknologi AI. Bahkan ia sempat curiga kalau staf-stafnya menggunakan chat bot untuk sekedar menjawab pertanyaannya.
"Saya sampai kadang-kadang curiga, saya punya staf itu kalau jawab pertanyaan saya itu yang jawab GPT 4 sekarang apa bukan," ujarnya.
(FRI)