Technology

Kecepatan Internet Starlink Tembus 200 Mbps, Segini Harga Layanannya

Iqbal Dwi Purnama 25/09/2023 14:07 WIB

Elon Musk berencana membawa Starlink masuk pasar Indonesia dengan kecepatan internet yang kencang. Namun, harga yang ditawarkan tidak murah.

Kecepatan Internet Starlink Tembus 200 Mbps, Segini Harga Layanannya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Elon Musk berencana membawa Starlink masuk pasar Indonesia dengan menawarkan kecepatan internet yang kencang. Bahkan dari sisi kecepatan dan jangkauan lebih ungul dari internet kabel maupun sinyal BTS.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan layanan internet berbasis satelit itu memiliki kecepatan internet hingga 200 mbps. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan operator internet di Indonesia saat ini yang punya kecepatan paling tinggi kira-kira 20.85 mbps.

Tapi memang dari segi harga, internet milik Elon Musk ini bukan barang murah. Bahkan setiap pengguna jika ingin menggunakan internet tersebut harus terlebih dahulu dikenakan biaya untuk memasang alat penerima sinyal dengan harga sekitar USD150-200 atau setara Rp2,3-Rp3,07 juta.

"Salah pemahaman juga apabila dikatakan Starlink ini punya biaya yang murah," kata Heru dalam Market Review IDXChannel, Senin (25/9/2023).

Selain biaya pemasangan alat penerima, untuk tarif penggunaan layanan internet Starlink diperkirakan berkisar Rp2,3-3,07 juta per bulannya.

"Keunggulan Starlink itu adalah kecepatan yang sangat tinggi, mereka bisa sampai 200 mbps, nanti akan tergantung jumlah satelit yang akan ditempatkan di orbit mereka, makin banyak satelit kecepatannya akan sangat tinggi," kata Heru.

Menurutnya, teknologi milik Elon Musk ini akan cocok diterapkan di wilayah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar), terutama bagi perusahaan-perusahaan yang punya operasi di wilayah tersebut. Mengingat jangkauan internet Starlink ini mampu mencakup seluruh wilayah daratan maupun laut di Indonesia karena menggunakan satelit.

"Misal masyarakat spend internet per bulan hanya Rp300 ribu, ya sudah tidak bisa menggunakan Starlink, kalau misal korporasi spend misalnya Rp5 juta per bulan, atau punya bisnis di tengah laut, itu bisa menggunakan starlink," kata Heru.

"Kalau untuk residensial sudah banyak yang diberikan layanan fiber optik, kemudian kalau individual sudah ada 4g, 5g, jadi pasar yang mungkin dimasuki adalah pasar yang wilayahnya di pedalaman, contohnya wilayah 3T," ujarnya.

(FRI)

SHARE